SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jepang–Ketegangan politik pemerintah China dan Jepang terus terjadi setelah insiden penangkapan kapten kapal China, Zhan Qixiong, di perairan sengketa kedua negara. Akhirnya, Jepang membebaskan si kapten pada, Sabtu (25/9) hari ini.

“Kami memutuskan untuk menangguhkan penahanannya atas pertimbangan hubungan baik Jepang dan China,” kata jaksa penuntut umum kasus Zhan Qixiong.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Ditemani para petugas dari Kementerian Luar Negeri dan Agrikultur China, Kapten Zhan Qixiong, 41, terbang dari bandara Ishigaki menggunakan pesawat sewaan dan mendarat di kampung halamannya di Fuzhou, ibukota provinsi Fujian di selatan China.

Menurut Perdana Menteri Naoto Kan, keputusan pembebasan Zhan dilakukan pemerintah Jepang setelah mempertimbangkan semuanya dari berbagai sisi, serta berdasarkan hukum yang berlaku di Jepang.

Kan menilai, China dan Jepang adalah negara bertetangga yang penting dengan tanggung jawab yang penting juga di komunitas internasional. “Untuk lebih meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan kedua pihak, saya yakin Jepang dan China perlu untuk menangani masalah ini dengan kepala dingin,” ujar Kan yang ditemui pada Sidang Umum PBB di New York seperti dilansir dari laman CNN.

Tidak puas dengan hanya dibebaskan, pemerintah China menuntut permintaan maaf dan kompensasi dari pemerintah Jepang atas penahanan Zhan selama lebih dari dua minggu. Penangkapan Zhan terjadi di perairan Senkaku, Diaoyu yang merupakan daerah yang masih menjadi sengketa.

Kedua negara meyakini bahwa penangkapan Zhan terjadi di perairan yang mereka klaim sebagai bagian dari negaranya masing-masing. Hal ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri dalam pernyataannya yang berisikan protes keras terhadap penangkapan dan penahanan kru kapal China oleh Jepang.

“Penahanan itu merupakan pelanggaran serius terhadap daerah kedaulatan China dan melanggar hak asasi warga China,” ujar pernyataan itu seperti dilansir dari laman Associated Press.

Penahanan Jepang dan segala macam investigasi hukum terkait penangkapan kapten kapal China beserta krunya tidak sesuai dengan hukum dan tidak sah. Pihak Jepang harus meminta maaf dan membayar kompensasi atas insiden itu,” lanjut pernyataan itu lagi.

Zhan ditangkap pada 8 September 2010 dan langsung menyebabkan timbulnya ketegangan antara kedua negara. China menangguhkan semua hubungan diplomatis dan hubungan kerjasama tingkat tinggi dengan Jepang.

Ditambah lagi, Perdana Menteri China Wen Jiabao enggan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan terkait masalah ini pada sela-sela Sidang Umum PBB di New York.

vivanews/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya