SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Muhammad Syaifullah, wartawan Kompas yang juga Kepala Biro Kompas Kalimantan ditemukan meninggal, Senin (26/7). Kematiannya mencurigakan. Kini, jenazah Syaifullah masih berada di RS Bhayangkara, Balikpapan, untuk diotopsi.

“Sekarang jenazah masih diotopsi di RS Bhayangkara,” kata Redaktur Pelaksana (Redpel) Kompas, Budiman Tanuredja saat dihubungi pukul 10.30 WIB. Menurut Budiman, pihak keluarga yang meminta jenazah Syaifullah diotopsi.

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Mengenai sikap Kompas, Budiman mengatakan, pihaknya akan bersikap setelah keluar hasil otopsi. “Kami masih menunggu hasil otopsi, apakah kematiannya wajar atau tidak,” kata Budiman.

Syaifullah ditemukan meninggal dunia di depan TV di kamar dinasnya di Balikpapan. Kematiannya cukup mencurigakan, karena tubuhnya penuh lebam dan mulutnya keluar busa. Ada dugaan Syaifullah diracun, karena menulis tentang bisnis tambang batubara yang penuh masalah di Kaltim.

Seperti dikutip Kompas, Syaifullah bergabung ke Kompas tahun 1999. Dia meninggalkan satu istri dan dua anak. Syaifullah atau FUL dikenal sebagai wartawan yang bersemangat, rajin, dan peduli pada lingkungan. Banyak tulisannya yang berisi keprihatinan tentang kerusakan alam di Kalimantan.

Selama menjadi wartawan Kompas, Syaifullah banyak bertugas di wilayah Kalimantan, mulai dari Samarinda, kemudian ke Pontianak, Banjarmasin, lalu menjadi Kepala Biro wilayah Kalimantan dan tinggal di Balikpapan.  Syaifullah yang merupakan kelahiran Hulu Sungai Selatan, Kalsel, itu merupakan lulusan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo.

dtc/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya