SOLOPOS.COM - Letusan G. Anak Krakatau diambil dari P. Rakata (arah selatan) tinggi G. Anak Krakatau 305 m dpl, dijadikan acuan untuk mengukur tinggi asap letusan. (Istimewa/vsi.esdm.go.id)

Solopos.com, SOLO — Catatan sejarah kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau selama 70 tahun atau sejak lahir 11 Juni 1930 hingga 2000 telah melakukan erupsi lebih dari 100 kali, baik bersifat eksplosif maupun efusif.

Sebelum membahas detail sejarah letusan Gunung Anak Krakatau, perlu diketahui komplek Krakatau terdiri dari empat pulau, yakni Rakata, Sertung, Panjang, dan Anak Krakatau. Ketiga pulau pertama adalah sisa pembentukan kaldera sedangkan Anak krakatau tumbuh mulai 20 Januari 1930.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Dilansir dari website Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), esdm.go.id, mengunggah Sejarah Letusan Krakatau pada 30 Mei 2014. Tulisan itu menyebutkan pada 11 Juni 1927 erupsi berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau yang dinyatakan sebagai kelahiran Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga : Gunung Api Anak Krakatau Erupsi Kembali Jumat Pagi

Akibat letusan-letusannya, Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi, membentuk kerucut mencapai tinggi lebih kurang 300 meter dari muka laut kala itu. Di samping menambah tinggi kerucut tubuh juga memperluas wilayah daratan.

“Catatan sejarah kegiatan vulkanik Gunung Anak Krakatau sejak lahir 11 Juni 1930 hingga 2000, telah mengadakan erupsi lebih dari 100 kali baik bersifat eksplosif maupun efusif. Dari sejumlah letusan tersebut umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya,” tulis unggahan tersebut yang dikutip Solopos.com, Jumat (4/2/2022).

Waktu istirahat Gunung Anak Krakatau berkisar antara 1 tahun hingga 8 tahun. Umumnya, terjadi 4 tahun sekali berupa letusan abu dan leleran lava.

Baca Juga : Bukan Anak Krakatau, BMKG Juga Bingung Sumber Dentuman Jabodetabek

Kegiatan terakhir Gunung Anak Krakatau, yaitu letusan abu dan leleran lava berlangsung mulai 8 Nopember 1992 sampai Juni 2000. Jumlah letusan per hari tercatat oleh sesimograf yang ditempatkan di Pos PGA Pasauran.

Jumlah material vulkanik yang dikeluarkan selama letusan tersebut lebih kurang 13 juta meter kubik, terdiri dari lava dan material lepas berkomposisi andesit basaltis.

Erupsi abu Gunung Anak Krakatau terjadi pada 8 Nopember 1992. Kegiatannya dimulai dengan peningkatan kegempaan vulkanik sejak Agustus 1992. Kegiatan erupsi menerus sampai tahun 2000.

Baca Juga : Gunung Anak Krakatau Erupsi Lagi, Ini Potensi Bahayanya

Setiap hari atau setiap beberapa menit kala itu Gunung Anak Krakatau menyemburkan abu setinggi rata-rata 400 – 800 m dan leleran lava. Leleran lava terjadi pada Nopember hingga Desember 1992, Februari 1993, April sampai Mei 1993, Juni 1993, Januari 1996, Juni 1996, dan Juli 1996.

Leleran lava tersebut umumnya mencapai laut sehingga menambah daratan pulau tersebut. Perhitungan material yang disemburkan selama itu berupa lava dan material lepas adalah 22 juta meter kubik dan penambahan daratan 380.000 meter persegi. Tinggi Gunung Anak Krakatau mencapai 305 meter dari muka laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya