SOLOPOS.COM - Abu Bakar Ba'asyir. (Dok/Solopos)

Abu Bakar Ba’asyir

SOLO–Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan keluarga memrotes tindakan polisi yang memindahkan terdakwa terorisme Ustads Abu Bakar Ba’syir (ABB) dari Rutan Bareskrim Polri ke Lapas Batu, Nusakambangan, Jumat (5/10/2012malam lalu. JAT menilai pemindahan itu merupakan pemaksaan dan tak manusiawi.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Juru bicara JAT, Sonhadi, saat ditelpon JIBI/SOLOPOS, Minggu (7/10), mengungkapkan polisi tak pernah memberitahukan baik kepada keluarga, tim pembela muslim (TPM) selaku penasihat hukum dan pihak JAT terlebih dahulu sebelum ABB dipindahkan. Bahkan, lanjutnya, ABB pun tak pernah diberi tahu bahwa dirinya bakal dipindah. Ia mengaku kaget ketika ia mengetahui ada pemindahan itu.

Ketika itu Sonhadi kebetulan berada di Jakarta. Sesaat setelah mendengar kabar pemindahan itu ia langsung menuju Bareskrim Polri. Benar saja, ia melihat ABB dimasukkan ke dalam mobil KIA Travello. ABB duduk di kursi belakang.

“Adanya pemindahan itu memunculkan banyak asumsi. Kenapa pemindahan dilakukan setelah adanya peringatan peristiwa bom bali. Kenapa tidak dari dulu. Semua penuh dramatisasi,” ungkap Sonhadi.

Ia menilai pemindahan ABB tidak manusiawi. Pasalnya, polisi mengetahui bahwa ketika itu ABB sedang sakit dan sedang menjalani pemeriksaan. Hingga berita ini ditulis Sonhadi belum mengetahui sakit apa yang didertia ABB. Ia masih menuggu hasil laboratorium. Sebelumnya, ABB diperiksa oleh  tim Mer-C.

“Ustads Abu (ABB) kan sudah sepuh, lagi pula saat itu beliau sedang sakit. Tapi polisi tetap saja memindahkannya. Jelas hal itu tak sesuai prosedur,” imbuh Sonhadi.

Dijelaskannya, jauh sebelumnya TPM dan JAT sempat mengajukan permohonan kepada polisi agar ABB dipindahkan ke lapas yang sekiranya dapat diakses keluarga. Pengajuan itu didasari atas pertimbangan kondisi kesehatan ABB. Jika berada di lapas yang bisa di akses keluarga, di Solo atau pun Semarang, keluarga bisa mengawasi dan mengontrol kesehatan ABB, mengingat ia sudah renta. Namun, kata Sonhadi, hingga saat ini belum ada tanggapan. Belum menanggapi pengajuan itu ternyata polisi justru memindahkan ABB ke Nusakambangan.

Hal yang sama juga disampaikan Abdurrahim, salah satu putra ABB. Ia justru baru tahu informasi pemindahan itu dari wartawan yang mengirim pesan singkat atau sms kepadanya, Jumat malam sesaat sebelum pemindahan. Ia mengaku kaget. Setelah mendapat kabar itu ia segera menelpon pihak yang setiap hari mengurus ayahnya itu. Ia pun terkaget-kaget ternyata polisi memindahkan ABB ke Nusakambangan.

“Pemindahan itu sangat tidak manusiawi. Mengapa dipindahkan pada waktu malam hari, ayah saya kan sudah tua. Apa lagi perjalannya lewat jalur darat dan sangat jauh dari Jakarta,” ulas lelaki yang akrab disapa Iim itu ketika ditelpon Espos.

Ia beserta keluarga berencana menjenguk ABB dan bertolak ke Lapas Batu, Nusakambangan, Senin ini. Ia berharap ABB ditempatkan di sel yang layak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya