SOLOPOS.COM - Aktivitas Pelabuhan Peti Kemas di Tanjung Priok Jakarta (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Aktivitas Pelabuhan Peti Kemas di Tanjung Priok Jakarta (Dwi Prasetya/JINI/Bisnis)

JAKARTA—Mogok massal yang dilakukan usaha jasa angkutan kepelabuhanan di seluruh Indonesia, Senin (3/6/2013), diduga menimbulkan kerugian hingga Rp2 triliun. Angka itu hanya untuk hari ini, nilai kerugian diprediksi bertambah jika aksi mogok operasi itu berlanjut.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Estimasi nilai kerugian itu diungkapkan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Iskandar Zulkarnain yang ditemui Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) di Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (3/6/2013). “Potensi kerugian mencapai Rp2 triliun, khusus hari ini,” tegas dia.

Mogok kerja massal itu dipicu sikap ekspansif PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), yang gencar membentuk anak usaha di luar bisnis pengelolaan pelabuhan. Para pengusaha jasa angkutan kepelabuhanan mengklaim sikap ekspansif badan usaha milik negara (BUMN) itu menyebabkan 1.852 usaha jasa kepelabuhanan terancam gulung tikar.

Di Tanjung Priok, aksi mogok diikuti 200 anggota asosiasinya dan 585 anggota Organda pelabuhan. Mereka bertekad setop beroperasi hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya