SOLOPOS.COM - Mogok di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (3/6/2013). (Akhmad Mabrori/JIBI/Bisnis)

Mogok di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (3/6/2013). (Akhmad Mabrori/JIBI/Bisnis)

JAKARTA—Jasa angkutan kepelabuhanan di seluruh Indonesia melakukan mogok massal, Senin (3/6/2013). Aksi setop operasi ini terlihat berdampak cukup signifikan terhadap lalu lintas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Berdasarkan pantauan Bisnis Indonesia (media Grup Solopos) di Pos 9, persis di depan Jakarta International Terminal Container, Tanjung Priok, Jakarta, arus lalu lintas yang dalam 3-4 hari ini macet total itu tampak lancar karena jumlah truk yang melintas berkurang drastis akibat setop operasi ini.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Iskandar Zulkarnain menjelaskan mogok massal itu dipicu sikap ekspansif PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), yang gencar membentuk anak usaha di luar bisnis pengelolaan pelabuhan. Para pengusaha jasa angkutan kepelabuhanan mengklaim sikap ekspansif badan usaha milik negara (BUMN) itu menyebabkan 1.852 usaha jasa kepelabuhanan terancam gulung tikar.

”Kami merasa terancam dari usaha yang kami rintis puluhan tahun. Kami menginginkan pemerintah bekerja sama dengan swasta seperti lokomotif kita gerbong untuk melakukan kegiatan ini bersama-sama,” aku Ketua ALFI Iskandar Zulkarnain di Pos 9 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (3/6/2013).

Di Tanjung Priok, aksi mogok diikuti 200 anggota asosiasinya dan 585 anggota Organda pelabuhan. Mereka bertekad setop beroperasi hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Potensi kerugian mencapai Rp2 triliun khusus hari ini,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya