SOLOPOS.COM - TEMBUS BANJIR -- Kendaraan menembus genangan banjir di ruas jalan raya di wilayah Lat Phrao, Bangkok, Jumat (4/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

JUAL SEPATU BOT -- Seorang penjual sepatu bot karet menunggui dagangannya di tepi jalanan yang tergenang banjir di wilayah Lat Phrao, Bangkok, Jumat (4/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Bangkok (Solopos.com) – Banjir terburuk di Thailand dalam setengah abad kini mencapai tepi pusat kota Bangkok pada Jumat (4/11/2011), mengancam beberapa stasiun kereta api bawah tanah dan memaksa penutupan sebuah pusat perbelanjaan besar.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Sekitar 20 persen dari ibu kota kini terendam banjir yang terkontaminasi oleh sampah, bangkai hewan dan limbah industri, sehingga menimbulkan kekhawatiran wabah penyakit di kota metropolitan yang berpenduduk 12 juta orang itu. Air yang bergerak lambat sekarang hanya beberapa kilometer saja dari pusat kawasan bisnis dan wisata, meskipun ada jaminan dari pemerintah bahwa pusat kota Bangkok akan diselamatkan.

Air banjir kini telah tiba di persimpangan Phrao Lat di ujung utara pusat kota pada Jumat pagi, mendorong penutupan pusat perbelanjaan Plaza Sentral. Seorang juru bicara Metro Bangkok mengatakan bahwa tiga stasiun kereta bawah tanah – Lat Phrao, Phahon Yothin dan Chatuchak Park – berada pada risiko dan mungkin harus menutup jika air naik menjadi 40 cm di luarnya. “Kami telah mengerahkan para petugas untuk mengawasi resiko di semua stasiun untuk menilai situasi per jam,” katanya.

TEMBUS BANJIR -- Kendaraan menembus genangan banjir di ruas jalan raya di wilayah Lat Phrao, Bangkok, Jumat (4/11/2011). (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Banjir yang disebabkan oleh hujan luar biasa berat dan kegagalan untuk melepaskan cukup air dari bendungan di bagian awal musim hujan telah menewaskan 442 orang dan merusak rumah serta mata pencaharian jutaan orang di seluruh negeri. Pihak berwenang telah mengeluarkan perintah evakuasi di delapan wilayah di Bangkok dari total 50 wilayah administratif di ibu kota, dan empat lainnya di daerah tertentu. Sebanyak 12 wilayah memiliki populasi resmi gabungan 1,7 juta orang, yang jauh dari tempat penampungan yang disediakan pemerintah.

Banyak warga yang memilih untuk tinggal di rumah mereka meskipun harus menanggung berbagai risiko termasuk pemadaman listrik, penyakit dan kekurangan makanan serta air minum. Pihak berwenang sedang berusaha untuk mengalirkan banjir melalui saluran air di timur dan barat ibu kota yang luas dan keluar ke laut. Tetapi banyak jalan menjadi sungai pada saat air dalam jumlah yang tak terbendung bergerak ke selatan.

Penduduk yang dihantam banjir paling parah mengeluh bahwa rumah mereka sedang dikorbankan untuk menyelamatkan mal-mal, hotel-hotel mewah dan perumahan-perumahan elite, yang memicu protes dan perusakan beberapa tanggul dan pintu air banjir.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya