SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Seleksi calon mahasiswa baru melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) di perguruan tinggi negeri (PTN) akan ditiadakan. Mekanisme itu akan diganti dengan seleksi nasional melalui undangan nasional.

Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr dr Much Syamsulhadi SpKJ (K), ketika dihubungi Espos, Jumat (7/1), mengungkapkan nantinya seleksi calon mahasiswa baru dari siswa berprestasi akan dilakukan secara bebarengan oleh seluruh PTN. “Jadi SNMPTN itu ada dua, SNMPTN tertulis dan SNMPTN dari siswa berprestasi yang persyaratannya sama dengan PMDK,” jelasnya.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Pembantu Rektor I UNS, Prof Dr Ravik Karsidi MS, mengungkapkan mulai tahun ini penerimaan calon mahasiswa baru melalui tiga jalur. Yaitu seleksi nasional yang meliputi ujian tertulis dan undangan nasional, serta seleksi secara mandiri oleh setiap perguruan tinggi. Pada model seleksi nasional melalui undangan nasional, urainya, setiap calon mahasiswa boleh memilih lebih dari satu perguruan tinggi.

Khusus UNS, terangnya, kuota mahasiswa baru yang setiap tahun berjumlah sekitar 5.200 orang, sekitar 70% berasal dari jalur seleksi nasional. Yaitu 50% melalui ujian tulis dan 20% melalui undangan nasional. Sisanya mahasiswa baru masuk melalui seleksi mandiri. “Kalau di UNS namanya jalur swadana. Calon mahasiswa yang tidak lolos SNMPTN tulis, bisa mendaftar jalur swadana,” ungkapnya.

Kebijakan baru itu, kata Syamsul, diharapkan akan lebih memeratakan perolehan PTN terhadap siswa berprestasi. Dengan demikian, ketika UGM mengikuti aturan tersebut, ada kemungkinan Ujian Masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) juga akan ditiadakan. Menurutnya kemungkinan besar semua PTN akan mengikuti aturan tersebut.

Selain itu, katanya, kebijakan ini juga bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa agar fokus terlebih dahulu terhadap penyelenggaraan ujian nasional (UN). Setelah UN selesai, siswa baru akan mulai fokus memikirkan perguruan tinggi mana yang akan dipilih sebagai tempat kuliah.

Karena siswa fokus pada UN, ujarnya, harapannya mereka lebih serius ketika mengerjakan soal-soal UN. Hal ini karena hasil UN akan menjadi bahan diagnosa untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “Jadi UN bukan sebagai dasar untuk menentukan seseorang layak diterima di sebuah PTN atau tidak, tapi untuk mengetahui kualitas pendidikan di Indonesia. Setelah itu akan diusahakan berbagai program agar kualitas pendidikan di semua daerah setara. Tidak ada yang terlalu tertinggal, atau terus meningkat meninggalkan lainnya,” terangnya.

ewt

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya