SOLOPOS.COM - Ilustrasi (tenkup.com)

Ilustrasi (tenkup.com)

Ilustrasi (tenkup.com)

Solopos.com, PURWOKERTO – Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo) Banyumas, Jawa Tengah, menyatakan bahwa jalur alternatif di kabupaten ini hanya digunakan pada saat kondisi darurat atau terjadi kemacetan di jalur utama.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Pada arus mudik Lebaran 2013, kami memang siapkan sejumlah jalur alternatif, namun penggunaannya dilakukan saat terjadi emergency seperti bencana atau kemacetan yang tidak terurai,” kata Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinhubkominfo Banyumas, Agus Sriyono, di Purwokerto, Minggu. Menurut dia, hal itu disebabkan jalur alternatif jaraknya relatif lebih jauh dibanding jalur utama dan kondisinya tidak lebar karena merupakan jalan permukiman.

Dalam hal ini, dia mencontohkan kondisi jalur alternatif yang menghubungkan Pekuncen di perbatasan Kabupaten Banyumas-Brebes dengan Cilongok. Bahkan, kata dia, ada salah satu jalur alternatif yang kondisinya membahayakan bagi orang yang baru melintasinya karena terdapat turunan tajam, yakni di ruas Kemranjen-Alasmalang, yang merupakan penghubung jalur selatan (Yogyakarta-Bandung) dengan jalur tengah (Banyumas-Temanggung) Jateng. “Oleh karena itu, jalur alternatif tersebut tidak kami sarankan untuk orang yang baru melintasinya, hanya untuk pemudik lokal saja. Demikian pula dengan jalur alternatif Lumbir-Ajibarang, hanya digunakan jika terjadi kemacetan,” katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa sejumlah ruas jalan utama arus mudik di Kabupaten Banyumas hingga saat ini masih sempit sehingga rawan terjadi kemacetan. Dalam hal ini, dia mencontohkan kondisi jalan antara Pekuncen-Ajibarang-Wangong yang berada di ruas penghubung jalur pantai utara (pantura) dengan jalur selatan Jateng. “Hingga saat ini, ruas jalan tersebut masih sempit, sangat berbeda dengan jalur pantura, sehingga memungkinkan terjadinya penumpukan arus kendaraan dari pantura akibat adanya bottle neck,” katanya.

Terkait hal itu, dia mengharapkan pemerintah pusat memberikan perhatian terhadap kondisi jalan penghubung jalur pantura dengan jalur selatan Jateng. Menurut dia, selama ini perhatian pemerintah pusat ditujukan pada jalur pantura dengan terus menggelontorkan aliran dana di ruas jalan tersebut. “Kami berharap pemerintah bisa memberikan perhatian terhadap jalan penghubung ini, sehingga ruas jalannya dapat diperlebar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya