SOLOPOS.COM - Perlintasan kereta api tak berpalang pintu. (Dok/JIBI/Solopos)

Perlintasan kereta api tak berpalang pintu. (Dok/JIBI/Solopos)

Perlintasan kereta api tak berpalang pintu. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SURABAYA — PT Kereta Api Indonesia (KAI) menduga sedikitnya ada 4.000  perlintasan rel dengan jalan tanpa penjaga dan perpalang di sepanjang jalur Surabaya-Jakarta.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Direktur Utama PT KAI, Ignasius Jonan, menuturkan setiap tahun perlintasan liar semakin bertambah. Sehingga pemerintah daerah harus lebih aktif mengawasi dan menjaga perlintasan itu.

“Saya menilai pemerintah daerah harus aktif menutup, kalau tidak mau ya buat penjaganya. Berdasar aturan itu kewajiban pemerintah daerah,” ujarnya di Surabaya, Kamis (12/12/2013) malam.

Adapun di Jabodetabek diperkirakan ada 300 perlintasan liar dan hanya 100 yang dijaga. Jonan menilai perlintasan tanpa penjaga dan pintu selama ini tidak ada yang memedulikan, termasuk pemerintah daerah sebagai pemangku kepentingan.

Keberadaan lintasan liar, sambungnya, menyebabkan kecelakaan yang melibatkan kereta api tak terhindarkan. Hampir setiap hari ada satu nyawa hilang tertabrak kereta api dan sedikitnya tiga kendaraan terlibat kecelakaan.

Dampak lain banyaknya perlintasan liar yakni sulitnya membangun kereta cepat. Pasalnya, kecepatan kereta jenis itu bisa 300 km per jam sehingga perlu jalur yang sangat aman.

Sedangkan untuk opsi pembangunan rel di atas permukaan memerlukan biaya Rp300 triliun. “Tiketnya bisa Rp3 juta Surabaya-Jakarta, apa orang perlu dan mampu untuk itu,” urainya Jonan soal konsekuensi pembangunan kereta cepat dan aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya