SOLOPOS.COM - Barongsai merupakan salah satu atraksi di perayaan Cap Go Meh. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, JAKARTA — Siapa yang tak kenal dengan kesenian barongsai di era sekarang? Kesenian barongsai juga telah menjadi budaya yang selalu ditampilkan setiap perayaan Tahun Baru Imlek.

Ya, barongsai kiranya telah menjadi atraksi wajib saat Imlek tiba. Selain barongsai, biasanya tradisi yang dilakukan warga Tionghoa, seperti mendekor rumah dan lingkungan dengan ornamen khas Imlek, saling berkunjung ke sanak saudara, dan melakukan sembahyang.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Melansir dari laman kemdikbud.go.id, Selasa (17/1/2023), barongsai merupakan seni tari tradisional yang berasal dari Tiongkok. Kesenian barongsai menjadi pertunjukan wajib saat Imlek.

Kesenian barongsao dilakukan secara berkelompok. Satu kostum barongsai yang menyerupai singa dikenakan oleh dua orang.

Satu orang berperan memegang bagian kepala dan satu orang lagi berada di belakang berperan menjadi kaki. Namun, pernahkah Anda tahu sejarah dibalik kesenian yang satu ini?

Dikutip dari kemhan.go.id, seni barongsai telah popular sejak zaman dinasti Nan Bei sekitar tahun 420-an Masehi. Alkisah ketika itu pasukan Raja Song Wen Di tak sanggup menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan yang berasal dari Lin Yi.

Tak gentar, seorang panglima perang, yakni Zhong Que kemudian membuat sebuat boneka tiruan berbentuk seperti singa guna mengusir pasukan Raja Fan. Siapa sangka rencana tersebut berhasil dan menjadi inspirasi terciptanya tarian barongsai.

Diperkirakan, kesenian barongsai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17 saat terjadi migrasi besar-besaran dari China Selatan. Di negeri asalnya, seni barongsai disebut dengan wu shi. Sedangkan di kancah dunia, kesenian ini disebut dengan lion dance.

Penggunaan nama barongsai di Indonesia mengambil dari kata barong yang merupakan kesenian asal Bali. Sedangkan sai diambil dari bahasa Hokkian yang memiliki arti singa.

Rangkaian seni tari barongsai diiringi dengan seperangkat alat musik simbal, gong, dan terompet. Terdapat penggambaran dua jenis singa dalam kesenian barongsai, yakni singa utara dan singa selatan.

Singa utara mempunyai surai berbentuk ikal dan berkaki empat. Sedangkan singa selatan dilengkapi tanduk.

Gerakannya pun berbeda, singa utara mempunyai gerakan yang lebih lincah. Sedangkan singa selatan mempunyai gerakan yang menghentak dan berlonjakan beriringan dengan tabuhan gong.

Anda yang pernah menyaksikan kesenian ini pasti memahami jika banyak gerakan tari barongsai yang membutuhkan kekuatan fisik. Butuh teknik kuda-kuda yang kuat untuk lakon barongsai agar dapat menopang rekannya.

Dikutip dari ska.ac.id, gerakan seni tari barongsai memang berasal dari olah raga wushu. Bukan tanpa makna, kesenian ini ternyata mempunyai banyak filosofi.

Menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, singa menjadi simbol kekuatan, keberanian, keunggulan, dan kebijakan. Konon, tarian ini digunakan mengusir roh jahat sehingga masyarakat akan mendapatkan kemakmuran serta keberuntungan.

Sebagaimana digambarkan pada salah satu gerakan dari kesenian ini, yakni gerakan barongsai memakan angpao atau amplop berisi uang yang melambangkan hadiah bagi si singa.

Menurut sejarah, pada era pemerintahan Presiden Soeharto kesenian barongsai pernah tak diizinkan untuk ditampilkan. Satu-satunya lokasi yang diizinkan mengadakan pertunjukan barongsai berada di Kelenteng Sam Poo Kong Semarang, Jawa Tengah.

Di tahun 2010 kesenian barongsai ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda oleh pemerintah Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya