SOLOPOS.COM - Film Istirahatlah Kata-kata Wiji Thukul. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Keberanian Wiji Thukul, melawan rezim otoriter Orde Baru menjadi inspirasi bagi aktivis prodemokrasi hingga saat ini.

Wiji Thukul yang tidak diketahui nasibnya apakah sudah meninggal ataukah masih hidup, menjadi idola.

Promosi Kirana Plus, Asuransi Proteksi Jiwa Inovasi Layanan Terbaru BRI dan BRI Life

Sosoknya bahkan difilmkan pada tahun 2016 lalu dengan judul Istirahatlah Kata-kata.

Film drama biografi Wiji Thukul itu meraih penghargaan khusus dalam Festival Film Internasional Love is Folly 2017 di Kota Varna, Bulgaria.

Film Istirahatlah Kata-kata mengisahkan Wiji Thukul, penyair dan aktivis yang menjadi buron pemerintahan Orde Baru yang sampai kini tak tahu rimbanya.

Berikut data tentang film Istirahatlah Kata-kata yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, Kamis (5/1/2023).

Istirahatlah Kata-kata adalah sebuah film biografi Indonesia yang dibuat tahun 2016.

Film tersebut ditulis, disutradarai, dan diproduksi oleh Yosep Anggi Noen.

Isirahatlah Kata-kata mengisahkan tentang Wiji Thukul, penyair yang kritis terhadap rezim Orde Baru Soeharto.

Ketika terjadi kerusuhan di Jakarta pada Juli 1996 terkait konflik internal partai oposisi PDI, Thukul teguh mengkritisi meski ada ancaman dari penguasa.

Wiji Thukul dikambinghitamkan oleh pemerintah sebagai provokator. Ia melarikan diri ke Pontianak dan tinggal di pengasingan selama delapan bulan.

Film dibuka dengan narasi tentang awal pembentukan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang melawan peraturan yang menetapkan hanya ada tiga partai yang diakui negara yakni Golkar, PPP dan PDI (sekarang PDIP).

Pada kerusuhan tanggal 27 Juli 1996, PRD dan beberapa penggagasnya ditangkap. Beberapa orang lainnya berstatus buronan dengan tuduhan menciptakan kerusuhan dan ingin menggulingkan pemerintahan.

Dari Solo, tempat tinggal Wiji Thukul dan Sipon, latar film bergeser beberapa ratus kilometer menuju Pontianak dan Sungai Kapuas.

Bersama seorang dosen bernama Thomas, Thukul menumpang bersembunyi di rumahnya.

Wiji Thukul mengatakan ternyata lebih menakutkan melarikan diri dan bersembunyi daripada terang-terangan melawan sekumpulan orang bersenjata.

Film ini mengritik kentalnya budaya militer era Orde Baru dengan cara amat satir, cenderung lucu, dan berbobot.

Wiji Thukul mencukur rambut keritingnya untuk menyamarkan penampilan, sebelum ia beralih identitas baru dengan nama Paul.

Ketika sudah duduk siap dicukur oleh Mahmoud, mendadak ia diminta mengalah karena ada pelanggan lama berprofesi tentara yang harus didahulukan.

Tentara ini dengan santai berkata bahwa merupakan sebuah kehormatan dapat mencukur rambut tentara, maka semestinya tidak perlu diminta bayaran.

Adegan satir dalam film ini untuk menyindir betapa arogannya militer saat era Orde Baru.

Dalam film dokumenter Istirahatlah Kata-kata, tokoh Wiji Thukul diperankan aktor dan sutradara Teater Garasi, Gunawan Maryanto.

Sementara istri Wiji Thukul, Sipon diperankan Marissa Anita.

Gunawan Maryanto yang memerankan Wiji Thukul meninggal dunia pada usia 45 tahun pada 6 Oktober 2021 pukul 20.00 WIB, karena serangan jantung.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya