SOLOPOS.COM - Pengemasan bantuan dari Indonesia untuk Palestina di salah satu gudang di New Cairo, Mesir. (ANTARA/HO-BAZNAS RI)

Solopos.com, GAZA — Ambulans milik Bulan Sabit Merah Palestina diserang Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di pintu masuk Kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, demikian pesan Bulan Sabit Merah Palestina dalam X.

Mereka mengaku empat staf medisnya tewas dalam insiden tersebut.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Dilansir Antara, ketegangan di Timur Tengah kembali berkobar pada 7 Oktober 2023 setelah kelompok Palestina Hamas yang berbasis di Jalur Gaza melancarkan serangan  ke dalam wilayah Israel.

Hamas menyebut serangannya sebagai aksi balasan atas tindakan agresif otoritas Israel di Masjid Al-Aqsa yang berada di kompleks Temple Mount di Kota Tua, Yerusalem.

Israel memblokade total Jalur Gaza dan melacnarkan operasi darat guna melawan Hamas di sana.

Pasukan Israel juga menggempur kantong Palestina itu dan sejumlah wilayah lain di Lebanon dan Suriah. Sementara itu, bentrok juga terjadi di Tepi Barat.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (10/1/2024) menyeru rezim pendudukan Israel agar memberikan akses pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza kepada WHO dan lembaga PBB lainnya, menyebut situasi kemanusiaan di sana “tak bisa terbayangkan”.

Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui bahwa tim organisasinya harus membatalkan enam misi ke Gaza utara sejak 26 Desember “karena permintaan mereka ditolak dan tidak ada jaminan keamanan perjalanan”. Sementara itu, rencana misi pada Rabu juga dibatalkan.

“Pendistribusian bantuan kemanusiaan di Gaza terus menghadapi tantangan yang hampir tidak dapat teratasi,” kata Tedros saat konferensi pers di Jenewa.

“Pemboman intens, pembatasan mobilitas, krisis bahan bakar dan komunikasi yang terputus membuat WHO dan mitra tidak mungkin menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan,” katanya.

“Kami memiliki pasokan, tim dan rencana. Yang tidak kami miliki yakni akses… Kami menyeru Israel agar menyetujui permintaan WHO dan mitra lainnya untuk mengirim bantuan kemanusiaan.”

Menurut Tedros, hanya 15 rumah sakit di wilayah Palestina yang beroperasi meski hanya sebagian. Sementara itu, kurangnya sanitasi dan air bersih, serta kondisi hidup yang terlalu sumpek di jalur pantai mendukung penyebaran penyakit.

“Warga mengantre berjam-jam untuk mendapatkan sedikit air, yang mungkin tidak bersih, atau roti, yang kurang bergizi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya