SOLOPOS.COM - Zakir Naik (Youtube.com)

Islam di India saat ini tengah ramai memperbincangkan sosok ulama India Zakir Naik.

Solopos.com, SOLO — Dalam dunia diskusi keagamaan, khususnya diskusi tentang ajaran Islam, nama ulama India Zakir Naik tidak asing lagi. Hal ini lantaran Naik, begitu sapaan akrabnya kerap tampil dalam acara diskusi keagamaan berhadapan dengan para teolog dan pemuka agama lain.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

Sebagaimana Solopos.com himpun dari pelbagai sumber, Rabu (8/7/2015), Naik dikenal membuat lawan diskusinya bungkam tentang ajaran agamanya, karena pemikirannya yang kritis. Ulama tersebut lahir di Mumbai, 18 Oktober 1965. Kabarnya ia telah menarik ribuan masyarakat Hindu di India menjadi mualaf lewat dakwahnya.

Mulanya, Naik adalah seorang dokter medis, namun ia berhenti dari pekerjaannya tersebut dan beralih ke bidang dakwah pada 1991. Sebelumnya, Naik tercatat bersekolah di St. Peter’s High School (ICSE) di Kota Mumbai.

Setelah itu, Naik bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai. Gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS)-nya ia raih di University of Mumbai.

Kemampuan Naik dalam menghapal ayat suci Alquran dan hadis shahih Bukhari Muslim tak diragukan lagi. Dalam pelbagai penampilan diskusi keagamaan, kabarnya ia bahkan tidak segan-segan menegur pemuka agama lain yang keliru saat mengutip isi kitab suci masing-masing.

Kitab Agama Lain

Sebagaimana pernah dilansir Nahimunkar, selaku pendakwah muslim, Naik tidak hanya belajar Alquran tapi juga belajar kitab suci agama lain, seperti Weda, Tripitaka, dan Bhagavad gita.

Seorang psikolog Thomas Blom Hansen, menulis bahwa Naik turut mengabadikan Alquran dan hadis dalam pelbagai bahasa. Terpantau Solopos.com, ia memiliki saluran di situs Youtube untuk laman penyebaran diskusi-diskusinya di pelbagai negara.

Saluran rekaman video Zakir Naik tersebut ditayangkan di Peace Tv. Tertulis di sana, Naik menggambarkan dirinya sebagai pelayan Allah.

Kabarnya, dalam setiap diskusi Naik dengan para pemuka agama lain, selalu dihadiri ribuan orang, baik dari kalangan muslim atau nonmuslim, termasuk di dalamnya adalah kalangan tak percaya dengan Tuhan, yaitu ateis.

Beberapa rekaman video Naik yang dipublikasikan dan menarik perhatian publik, berjudul Mengapa Kita Membutuhkan Agama?, Memakan Daging Babi Haram di Islam dan Kristen, Mengapa Musik dan Menari Tidak Dianjurkan dalam Islam, dan masih banyak lagi.

Naik terkenal dengan fokus pembahasan mengenai tema perbandingan agama, seperti Islam dan Kristen, Islam dan Sekularisme, atau Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern.

Sebagai seorang pendakwah, Naik memiliki figur idola. Ia mengaku terinspirasi sosok Ahmad Deedat, yang juga kerap terlibat dalam debat perbandingan konsep agama.

Naik tercatat pernah berdiskusi dengan beberapa tokoh seperti William Campbell pada 2005 dan pemuka agama hindu Sri Sri Ravi Shankar pada 2006.

Bersama Sri Sri Ravi Shankar, Naik membandingkan konsep agama Islam dan Hindu. Sementara bersama William Campbell, ia mendiskusikan tentang Islam dan Kristen dalam kacamata Ilmiah. Pada 2006, kabarnya Naik menantang debat terbuka dengan Paus Benediktus XVI, tapi tawarannya ditolak.

Bicara Lugas

Di kalangan jurnalis dan analis politik, Naik dikenal dengan gaya bicaranya yang lugas. Ketika menjabarkan tentang konsep Islam pun, Naik tidak berbelit-belit dan ulasannya tajam.

Tekat Naik sebagai pendakwah kabarnya dilatarbelakangi karena keinginannya menunjukkan kepada dunia tentang konsep Islam yang  kerap dipandang tidak sesuai dengan perkembangan dunia.

Zakir Naik adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace Tv dari Mumbai, India.

Di Ramadan 1436 H ini,  tim dakwah Naik mengunggah beberapa video talk show keagamaan. Beberapa di antaranya membahas tentang bagaimana seorang wanita menstruasi bisa mendapatkan Malam Lailatul Qadar.

Naik juga membahas tentang hal-hal yang biasa dilakukan Nabi Muhammad di 10 hari terakhir Ramadan, serta Ramadan sebagai bulan yang berharga untuk Umat Islam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya