SOLOPOS.COM - Abu Muhammad Al Indonesi dalam video ISIS di Indonesia (Courtesy Youtube)

Solopos.com, SOLO — Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) menyatakan deklarasi Daulah Khilafah Al Baghdadi atau yang dikenal sebagai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sebagai gerakan sesat. Keputusan itu diambil setelah perwakilan MMI berada di Suriah selama 12 hari.

Setidaknya, ada dua alasan yang menyebabkan MMI menyatakan ISIS sebagai gerakan yang melenceng dari ajaran Islam atau sesat. Amir MMI, Muhammad Talib, mengatakan alasan pertama yakni karena ISIS telah berdusta karena telah mengatasnamakan khilafah Islami. Menurutnya, mereka mengangkat dirinya sendiri dan hanya dibaiat sekelompok orang. Padahal, sebagian besar kaum muslimin menolak.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

“Dalam mengangkat khalifah, wajib berdasarkan musyawarah kaum muslimin secara keseluruhan. Jika tidak, yang bersangkutan halal dibunuh,” paparnya saat mengadakan pertemuan dengan LPD/LPW MMI se-Jawa Tengah dan Yogyakarta di kantor sekretariat MMI Solo, Sabtu (16/8/2014).

Menurutnya, hal tersebut bisa memicu terjadinya perang saudara di antara kaum muslimin yang setuju dan yang menentang ISIS. Perpecahan itu juga terbukti saat Khilafah Al Baghdadi dideklarasikan pada 28 Juni 2014. Kaum muslimin yang menentang deklarasi Daulah Khilafah Al Baghdadi di Raqah dibunuh. Bahkan, kaum perempuan di Irak juga dibunuh oleh kelompok ISIS.

Kedua, MMI menilai ISIS telah menyebarkan doktrin tafsir yang mengkafirkan kaum muslimin yang menolak kekhalifahan yang dideklarasikan secara sepihak. “ISIS juga mengkafirkan kaum muslimin yang berada dalam pemerintahan yang didominasi oleh hukum selain syariat Islam,” tandasnya.

Lebih lanjut, dia menilai ISIS adalah kepanjangan tangan dari Amerika Serikat yang mengadu domba umat muslim. “Dalam setahun terakhir, ISIS nyatanya tidak pernah membunuh seorang pun tentara milik Bashar Asad. Tetapi, mereka justru menyerang dan membunuh warga yang ada di kampung-kampung negeri Suriah. Mereka juga justru melindungi petani ganja, penjual kokain, narkoba, asalkan mau dibaiat,” tegasnya.

Sementara itu, selama 12 hari di Suriah, Muhammad Talib ditemani tiga orang anggotanya. Mereka berada di Suriah dari 20 Juli-2 Agustus untuk melaksanakan tugas kemanusiaan.

Sementara, MMI juga bakal menuntut pemerintah RI atas perintah pembakaran bendera ISIS oleh Panglima TNI dan Polri. Padahal, di dalam bendera tersebut ada kalimat tauhid. “Kami sudah melayangkan surat kepada pemerintah dan tinggal menunggu audiensi,” katanya.

Sedangkan, Ketua LPW MMI Jawa Tengah, Farid Maruf, meminta agar kaum muslimin selalu waspada. “Kami berharap kaum muslimin selalu waspada terhadap gerakan Daulah Al Baghdadi, yakni dengan tetap berpedoman pada Al Quran dan tuntunan Nabi Muhammad SAW,” katanya, Sabtu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya