SOLOPOS.COM - Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna bersalaman dengan Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Budaya Desain Interior, Sunarmi, seusai pengukuhan guru besar ISI Solo di Pendapa Ageng ISI Solo, Selasa (29/8/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Institut Seni Indonesia (ISI) Solo mengukuhkan Guru Besar Bidang Ilmu Kajian Budaya Desain Interior, Sunarmi, di Pendapa Ageng kampus setempat, Selasa (29/8/2023).

Sunarmi menyampaikan orasi ilmiah berjudul Tradisi dalam Kontestasi Global yang Berisi Mengenai Desain Interior Nusantara.

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Sejak saya menjadi dosen saya konsen di dalam penelitian tentang bentuk-bentuk etnik nusantara terutama desain interior,” kata dia kepada Solopos.com, Selasa (29/8/2023).

Dia menyebut desain interior nusantara yang berbasis etnik penting untuk dikaji. Mengingat saat ini interior rumah tradisi banyak ditemui di bangunan komersial.

“Nah fenomena ini tentunya, saya selaku orang kajian budaya. itu memandang ini adalah satu fenomena menarik yang harus dikaji,” kata dia.

Tujuannya melihat proses kreatif dan makna dari desain interior rumah tradisi yang banyak ditemui di restoran dan tempat publik.

“Ternyata kita akan menemukan bagaimana gaya interior itu dan bagaimana konsep estetikanya, konsep estetikanya adalah interior gaya lama dan konsep kekinian” lanjut dia.

Dia mengatakan sejak awal dirinya sudah meneliti mengenai rumah tradisi Jawa seperti rumah joglo, Pura Mangkunegaran, sampai relief candi.

“Itu semua adalah bagaimana ekspresi budaya masyarakat Jawa yang selama ini belum sepenuhnya dipahami,” lanjut dia.

Dia mengatakan bangunan tradisi Jawa secara umum merupakan karya bernilai tinggi peninggalan nenek moyang. “Bagaimana kemampuan nenek moyang berproses kreatif sampai gaya interiornya memiliki keindahan dan juga kenyamanan,” kata dia.

Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna, menyebut pengukuhan guru besar tersebar bukan merupakan akhir, melainkan awal.

“Lebih dari semuanya, ini justru awal sebuah proses pembuktian. Secara pribadi, bagi Prof. Sunarmi, raihan jabatan akademik tertinggi ini adalah peluang sekaligus tantangan,” kata dia.

Dia mengatakan gelar guru besar harus dibarengi dengan kontribusi nyata untuk masyarakat.

I Nyoman menyebut setelah ISI Solo memiliki guru besar baru di bidang ilmu kajian budaya menjadi kesempatan untuk mengembangkan keilmuan baru. “Ini tentu tuntutan dan kebutuhan di masa yang akan datang,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya