SOLOPOS.COM - Prodi D4 Senjata Tradisional Keris ISI Solo menggelar Seminar Nasional Peluang dan Tantangan Keris di Bidang Ekonomi Kreatif di Teater Kecil kampus setempat, Rabu (23/8/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO—Program Studi D-IV Senjata Tradisional Keris Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menggelar Seminar Nasional bertajuk Peluang dan Tantangan Keris di Bidang Ekonomi Kreatif di Teater Kecil kampus setempat, Rabu (23/8/2023).

Deputi Bidang Pengembangan Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, Robinson H. Sinaga, menyebut ekonomi kreatif merupakan perwujudan nilai tambah dari kekayaan intelektual. Hal itu bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis warisan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi. 

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

“Keris memiliki potensi dalam pengembangan ekonomi kreatif. Apalagi keris telah diakui UNESCO sebagai karya agung budaya dunia,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Jumat (25/8/2023).

Meski demikian, menurut dia, tantangan yang harus diurai oleh pegiat keris di antaranya akses digital, akses permodalan, branding dan pemasaran, serta rantai pemasok. 

“Oleh karenanya pemerintah memiliki program-program untuk bisa membantu mengurai persoalan yang dihadapi oleh pegiat keris,” lanjut dia.

Program tersebut diantaranya Bantuan Insentif Pemerintah (BIP), Bantuan Pemerintah (Banper), dan pendaftaran e-catalog. 

“Untuk bisa mencapai keberhasilan,  perlu adanya adaptasi, inovasi dan kerja kolaborasi antar stakeholders,” lanjut dia.

Guru Besar Seni Pedalangan ISI Solo, Sarwanto menyambut eksistensi keris saat ini pamornya agak surut. 

Menurut dia, penyebab utamanya yakni rendahnya apresiasi masyarakat, masuknya budaya asing, dan standar profesi yang sulit diukur. 

Meski demikian, dia mengatakan ranah ekonomi kreatif ini justru bisa menjadi peluang bagi perkembangan keris sebagai wujud budaya adiluhung.

Owner Ethnic Indonesia, Rivo Cahyono menyebut tantangan terberat para pengrajin dan penggiat keris ketika masa pandemi.

Namun, momentum itu memberikannya ide pada Ethnic Indonesia untuk menyelenggarakan edukasi melalui berbagai platform digital seperti Youtube, Instagram, dan juga TikTok. 

“Kini Ethnic Indonesia sedang mengembangkan ekosistem yang dapat membentuk satu ekosistem yang mempertemukan perajin, pedagang, dan pemahar,” kata dia.

Ekosistem tersebut penting dibangun untuk mempermudah para pengrajin keris mendapat pemodal. Termasuk merangkul generasi muda meneruskan tradisi.

“Maka, diharapkan ekosistem ini terus terbangun sehingga pamor para pengrajin dan pegiat tosan aji semakin moncer,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya