SOLOPOS.COM - Vokalis dan basis band The Brandals Eka Annash (tengah) dan Radhit Syaharzam (kiri) membentangkan spanduk aksi Global Climate Strike di perkampungan yang terendam limpasan air laut ke daratan atau banjir rob di Dusun Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu (16/9/2023). Aksi tersebut mengampanyekan ancaman krisis iklim global yang juga berdampak di area setempat dengan terjadinya perubahan fungsi lahan dari areal pertanian produktif pada sekitar tahun 1980 yang berangsur menjadi tambak ikan dan kini menjadi perairan akibat kenaikan permukaan air laut disertai penurunan permukaan tanah. ANTARA FOTO/Aji Styawan.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyatakan tiga poin mengenai ancaman kenaikan air laut dunia di Sidang Majelis Umum ke-78 PBB.  

Dia melaporkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), saat ini permukaan air laut dunia sudah naik 20 cm dibanding baseline tahun 1900.  

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Nah, kenaikan air laut akan menyebabkan hilangnya ekosistem pesisir, salinasi atau penggaraman air tanah, dan juga rusaknya infrastruktur pesisir,” katanya, dalam keterangan resmi, Jumat (22/9/2023), dilansir Bisnis.com.

Lebih lanjut, menurut prediksi IPCC, kenaikan permukaan air laut diperkirakan dapat mencapai 1 meter di 2100, jika emisi CO2 masih tetap tinggi. 

Selanjutnya, Retno menyampaikan bahwa IPCC juga memperkirakan bahwa sebanyak 1 miliar orang akan terpapar dengan dampak kenaikan air laut pada 2050. 

“Di dalam pertemuan tadi, saya menyampaikan beberapa hal, bahwa kenaikan air laut adalah ancaman yang memang nyata di depan mata kita, yang mengancam survival sehingga kita harus bersatu mengatasinya,” ujarnya.  

Pertama, menurutnya seluruh dunia perlu melakukan kerja sama untuk pencegahan dan mitigasi. Kedua, meningkatkan upaya adaptasi iklim termasuk memperkuat resiliensi masyarakat pesisir. 

Selanjutnya, ketiga, perlu menekankan pentingnya menjaga integritas wilayah yang berpotensi terancam oleh naiknya permukaan air laut, termasuk dengan memastikan kerangka hukum internasional. 

“Saya dalam kesempatan tersebut, sekaligus menyampaikan bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah 1st High-Level Meeting of the Archipelagic and Island States Forum atau kita singkat AIS Summit, yang akan diselenggarakan di Bali 11 Oktober nanti,” tambahnya.  

Sebagai informasi, AIS Summit adalah platform kerja sama yang dibentuk untuk mewadahi negara-negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan, khususnya pada sektor kelautan. 

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI menyatakan bahwa 51 negara pulau dan kepulauan terkonfirmasi akan menghadiri perhelatan tersebut. 

 

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “IPCC Ungkap Permukaan Air Laut Dunia Naik 20 Cm, Indonesia Tekankan 3 Poin Ini di Sidang Majelis Umum PBB”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya