SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Direktur Center for Indonesia Regional and Urban Study (Cirus), Adrinof Chaniago di Jakarta, Senin mengatakan bahwa investor asing mempunyai harapan positif terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terpilih kembali.

“Investor asing masih punya harapan dan memandang positif terhadap presiden terpilih, karena memiliki legitimasi yang kuat,” katanya.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, Mayoritas Analis Rekomendasi Beli Saham BBRI

Saat ini, para pemilik modal tersebut tentunya masih menunggu susunan menteri yang masuk dalam kabinet pemerintahan pasangan presiden dan wakil presiden, SBY-Boediono, kata Adrinof.

“Biasanya investor pada sektor riil terutama pemilik modal asing (PMA), mereka baru mulai investasinya setelah mengetahui arah kebijakan pemerintahan baru,” katanya.

Tapi untuk investor di pasar modal dan pasar uang, memperlihatkan fluktuatif yang positif, hal itu menandakan harapan ekonomi yang baik dan sudah terbaca, kata Adrinof, menerangkan.

Dia menambahkan bahwa pasar uang dan modal di Indonesia, pasca-Pemilu presiden (Pilpres) pada 8 JUli 2009, memperlihatkan sentimen positif.

“Namun pemerintahan di bawah pasangan presiden dan wakil presiden ini sudah jelas kebijakannya dan cara pandangnya ke para investor sudah pasti,” katanya.

Presiden SBY pada masa jabatan 2009-2014, bersama wakil presiden Boediono, yang berlatar belakang ekonomi dan jabatan terakhir sebagai Gubernur Bank Indonesia (BI).

“Selain itu untuk mendorong masuknya para investor asing tersebut, pemerintah harus konsisten dalam kepastian hukum serta memiliki kebijakan yang jelas dan tidak mengambang,” kata Adrinof, menegaskan.

Artinya pemerintah pada tingkat kebijakannya, dalam penjabaran undang-undang yang berhubungan dengan penanaman modal harus lebih jelas, katanya.

“Karena salah satu faktor penggerak ekonomi di dalam negeri harus mendatangkan investor dari luar negeri,” kata Adrinof.

Selain itu peningkatan pasar domestik dengan penguatan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan koperasi, agar mampu berdaya saing dalam produk yang dihasilkan, katanya.

Menurut Adrinof, UKM dan koperasi mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan tidak banyak masalah dalam ekonominya, sementara dampak sosialnya juga cukup besar.

“Dampak sosialnya, dapat mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran,” kata Adrinof.
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya