SOLOPOS.COM - Badak Jawa tertangkap kamera jebak tengah berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon. ANTARA/HO-Balai Taman Nasional Ujung Kulon.

Solopos.com, JAKARTA — Hasil investigasi lembaga nonprofit Auriga Nusantara mendapati dalam dua tahun terakhir kamera pemantau tidak berhasil menangkap keberadaan setidaknya 15 badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). 

Video dari kamera tersembunyi yang menunjukkan aktivitas badak di taman nasional yang diunggah oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan seringkali langsung mendapat perhatian ramai dari publik.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun, kini kekhawatiran muncul tentang nasib sejumlah badak di Taman Nasional Ujung Kulon yang hilang dan berpotensi menjadi korban perburuan liar.

Dalam sejumlah foto yang ditayangkan Auriga Nusantara, tampak bagaimana jerat Badak terpasang di kawasan TNUK. 

Selain itu, di tengkorak kepala badak yang belum lama mati ditemukan lubang bekas peluru. Sebuah kamera pemantau juga memperlihatkan seekor badak yang masih hidup, memiliki lubang di punggungnya.

Semua bukti tersebut menunjukkan adanya upaya perburuan liar terhadap badak di TNUK. Dalam penjelasan kepada media, pada Selasa (11/4/2023), peneliti Auriga Nusantara, Riszki Is Hardianto menyebut, sekurangnya ada 18 badak yang hilang dari pantauan.

“Hilangnya 18 badak yang tidak terekam di tahun 2019 dan ternyata tiga ditemukan mati di tahun 2020 dan 2021. Dan dari 18 itu, 15 diantaranya masih belum terekam sampai setidaknya di 2021, ada juga informasi yang kita dapatkan, sampai Agustus 2022,” ujar Riszki, dikutip dari VOA Indonesia.

Dia merinci, dari 18 badak yang hilang dari pantauan, tiga dinyatakan mati sehingga tersisa 15 yang dinyatakan hilang. Dari jumlah tersebut, tujuh ekor di antaranya adalah badak betina. Padahal, rasio jenis kelamin yang wajar antara badak jawa jantan dan betina adalah satu banding satu.

“Kehilangan tujuh individu betina ini tentunya akan menjadi kehilangan yang sangat besar untuk untuk kestabilan populasi yang ada di Ujung Kulon,” tegas Riskzi.

Terdapat dua data populasi untuk menghitung jumlah badak di TNUK. Pertama adalah badak yang tertangkap oleh kamera pemantau. 

Pada 2021, terdapat 56 ekor badak tertangkap kamera, sementara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut jumlah badak di wilayah taman nasional tersebut adalah 76 ekor. 

Sementara sepanjang 2022, hanya ada 34 badak yang tertangkap kamera, dan data KLHK sendiri menyebut jumlah populasi badak mencapai 77 ekor.

 

Sumber: VOAIndonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya