Investasi di Indonesia bidang migas sedang menghadapi upaya penghematan yang mengancam kelangsungan ribuan karyawan.
Solopos.com, PEKANBARU — Ribuan karyawan kontraktor perusahaan migas di Riau bakal menganggur tahun ini karena pemerintah memangkas biaya cost recovery. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau Hasidin mengatakan tidak menutup kemungkinan perusahaan migas akan mengakhiri kontrak kerja pihak ketiga. Hal ini juga dilakukan demi penghematan operasional.
Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun
“Akibatnya, bakal ada ribuan tenaga kerja yang menganggur. Kami sedang membahasnya agar hal ini bisa diantisipasi,” katanya, beberapa waktu yang lalu.
Hasidin mengingatkan agar kontraktor tidak bergantung dengan industri migas dan dapat mencari alternatif lain. Hasidin mengungkapkan Riau memiliki sekitar 100.000 tenaga kerja di industri migas di Riau. Angka itu termasuk 300 orang tenaga kerja asing.
Namun, Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu yang mengelola blok Coastal Plain Pekanbaru tidak akan mengurangi kontrak kerja, termasuk tenaga kerja, meski BOB BSP-Pertamina akan melakukan penghematan tahun ini. Hal ini sesuai yang dikatakan General Manager BOB Pertamina Hulu-BSP Susanto Budi Nugroho.
“Tahun ini, kami akan melakukan penghematan. Kami tidak akan memberhentikan karyawan demi penghematan itu,” katanya, beberapa waktu yang lalu.
Menajemen juga melakukan berbagai penghematan seperti mengganti peralatan operasional yang lebih ekonomis. BOB BSP-Pertamina tidak melakukan eksplorasi mencari sumur yang baru untuk menghemat biaya operasional di tengah harga minyak dunia yang terus mengalami penurunan. BOB BSP-Pertamina juga tidak mengoperasikan sumur minyak yang produksinya di bawah 5 bpd.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
