SOLOPOS.COM - logo Panasonic (Reuters)

Investasi Indonesia kembali didera ancaman PHK massal setelah penutupan pabrik Toshiba-Panasonic.

Solopos.com, JAKARTA — Terkait ancaman PHK para pekerja PT Panasonic dan PT Toshiba, Kepala BKPM, Franky Sibarani, berujar hingga saat ini BKPM belum menerima keterangan resmi. Namun, dari informasi yang diterimanya, dua perusahaan elektronik asal Jepang ini tengah melakukan restrukturasi sebagai langkah efisiensi.

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Menurutnya, restrukturisasi dilakukan karena kalah bersaingnya produk dua pabrik tersebut dengan produk elektronik dari China-Tiongkok. “Dari sisi kompetisi, produk mereka kalah dengan China, tapi bukan berarti mati. Mereka switch ke produk lain,” kata Kepala BKPM, Franky Sibarani, saat konferensi pers, Rabu (3/2/2016).

Kendati demikian, dia menyayangkan tidak adanya laporan resmi kepada otoritas sebelum eksekusi. Menurutnya, laporan resmi akan memberikan gambaran utuh dan mencarikan solusi terkait rencana PHK. Dia memaparkan komitmen investasi di sektor mesin dan elektronik meningkat 106%.

Sementara itu, pemerintah tetap optimis pertumbuhan ekonomi nasional terus terjaga, kendati sejumlah perusahaan manufaktur asing hengkang dari Indonesia dan mengakibatkan peningkatan pengangguran. Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi fenomena penghentian kinerja bisnis beberapa perusahaan asing di Indonesia.

PT Panasonic Lighting Indonesia menutup dua pabrik lampu. Toshiba juga menghentikan kinerja pabrik televisi miliknya. JK tak menampik hal itu berpengaruh mengancam kinerja pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pemerintah akan berupaya menerapkan berbagai strategi sebagai upaya menjalankan roda ekonomi sehingga penghentian hubungan kerja (PHK) berkurang.

“Ya pasti ada saja [ancaman ekonomi]. Kami usahakan ekonomi tetap berjalan sehingga PHK berkurang, kalau perlu justru dibutuhkan tenaga kerja baru,”ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Rabu (3/2/2016).

Dia menilai penutupan lini bisnis sektor manufaktur itu kemungkinan terjadi karena produk yang dihasilkan sulit bersaing dengan produk lain di pasar nasional, tak semua mengalami perlambatan penjualan. “Sekarang sudah masuk [investasi bidang] manufaktur, sudah ada yang masuk bahan baku,” sebutnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manopo mengatakan tutupnya pabrik Panasonic Lighting Indonesia di Pasuruan akibat perusahaan tidak melakukan inovasi produk. Panasonic Lighting Indonesia, lanjutnya, merupakan penanaman modal asing (PMA) langsung dari Jepang sejak 1990-an.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja (KSPI) Said Iqbal mengatakan dampak dari penutupan ketiga pabrik tersebut, sekitar 2.500 tenaga kerja harus diberhentikan. Penutupan pabrik Panasonic Pasuruan sudah diumumkan oleh perusahaan sejak Desember 2015 dan di Bekasi pada Januari.

Adapun penutupan pabrik TV Toshiba telah diumumkan sejak akhir Januari 2016. Saat ini kedua perusahaan sudah tidak melakukan produksi dan tengah menyelesaikan negosiasi uang pesangon tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya