SOLOPOS.COM - Gedung Rektorat ITS Surabaya.

Banner Ekspedisi Pendidikan

Solopos.com, SOLO — Situasi pandemi Covid-19 sejak 2020 menuntut semua sektor kehidupan untuk beradaptasi, tak terkecuali di dunia pendidikan.Sejumlah inovasi justru lahir dalam keterbatasan di masa pandemi.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Inovasi berbasis riset dan sains bermunculan di sejumlah lembaga pendidikan, seperti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Terbuka (UT), Institut Teknologi dan Sains Kesehatan (ITS) PKU Muhammadiyah Surakarta, dan SD Djama’atul Ichwan Surakarta. Inovasi juga ditemukan di dunia industri seperti PT Epson Indonesia.

Serangkaian inovasi berbasis riset dan sains tersebut dipotret lewat Ekspedisi Pendidikan 2022 yang dilakukan tim dari Solopos Media Group (SMG) dan didukung Epson, ITS, UT, ITS PKU Muhammadiyah, Yayasan Pendidikan Djamaatul Ikhwan, dan BMW Astra, selama enam hari, Senin-Sabtu (7-12/2/2022).

Baca Juga: Tim Ekspedisi Pendidikan 2022 Jelajahi Inovasi ITS Surabaya

Sejumlah inovasi yang lahir itu diupayakan mampu menjadi pengungkit dalam fase pemulihan (recovery) setelah dua tahun diombang-ambing pandemi.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai lembaga pemerintah non-kementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden memiliki peran vital dalam upaya pemulihan pascapandemi lewat produk-produk hasil riset dan inovasi mereka.

Inovasi yang ada diharapkan dapat dihilirisasi sehingga mendatangkan nilai ekonomi dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko saat berbincang dengan Tim Ekspedisi Pendidikan 2022 secara virtual, Selasa (8/2/2022), menyampaikan fokus terbesar BRIN di 2022 masih terkait dengan riset untuk penanganan Covid-19, terutama dalam pengembangan vaksin Merah Putih.

Baca Juga: PT Inka dan PT KAI Gandeng BRIN Untuk Pengujian Bogie KA Baru

Vaksin tersebut memasuki tahap uji klinis fase 1 setelah melewati uji praklinik 1 dan 2 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022) lalu. Vaksin Merah Putih itu merupakan kolaborasi riset antara Universitas Airlangga (Unair) dengan PT Biotis Pharmaceuticals yang basisnya hampir sama seperti Sinovac.

“Ada tujuh tim dalam pengembangan vaksin Merah Putih, satu tim di antaranya dari Unair, yang melakukan uji klinis fase 1 di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Efikasi vaksin itu diharapkan sama seperti vaksin lainnya. Yang penting, pengembangan vaksin Merah Putih ini merupakan kesempatan bagi para periset Indonesia untuk membuat vaksin dari nol,” jelas Handoko.

Selain vaksin, Handoko juga menyebut BRIN mengembangkan alat deteksi yang basisnya seperti PCR (polymerase chain reaction) dan surveilans berbasis whole genome squencing. Handoko menyebut terdapat inovasi lainnya lewat program khusus penguatan riset kelautan dan kendaraan listrik.

Baca Juga: Anggaran BRIN Capai Rp6,096 Triliun, Peluang Riset Terbuka Lebar

BRIN membuka pintu untuk semua pihak termasuk perguruan tinggi (PT) untuk melakukan riset. Handoko menyampaikan BRIN menyediakan infrastruktur yang tidak dimiliki kampus sehingga para dosen dan mahasiswa bisa melakukan riset apa saja.

“Kami juga menyediakan hibah riset yang dikompetisikan secara terbuka. Di PT banyak sumber daya manusia yang dinamis. Total anggaran di BRIN mencapai Rp6,096 triliun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya