SOLOPOS.COM - Ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol. dr. Hastry Sumy Purwanti mengingatkan masyarakat agar berpikir ala forensik dengan membiarkan kondisi jenazah apa adanya sembari menunggu polisi datang. (liputan6.com)

Solopos.com, JAKARTA — Ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes Pol. dr. Hastry Sumy Purwanti mengingatkan masyarakat agar berpikir ala forensik dengan membiarkan kondisi jenazah apa adanya sembari menunggu polisi datang.

Hal itu penting untuk memudahkan pengusutan oleh polisi jika ternyata jenazah tersebut meninggal secara tidak wajar atau menjadi korban pembunuhan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saran itu disampaikan Hastry saat saat tampil dalam kanal Youtube Denny Darko, 24 November 2021 dan dilihat Solopos.com, Rabu (1/12/2021).

Kehadiran Hastry di kanal milik pesulap Denny Darko itu untuk membahas kasus pembunuhan ibu-anak di Subang, Jawa Barat, Tuti Suhartini, 55, dan Amalia Ratu, 23, yang belum terungkap pelakunya meski sudah terjadi lebih dari tiga bulan.

“Biar kalau ada kejadian yang berhubungan jenazah, TKP itu minimal dilindungi apa adanya. Jangan diangkat jenazahnya, apalagi dipindahin. Ya memang kasihan, tapi kesulitan kita nanti kalau olah TKP dengan kondisi jenazah yang sudah dipindah,” ujar Hastry menjawab pertanyaan Denny Darko.

Baca Juga: Ahli Forensik Polri Didatangi Korban Pembunuhan Subang Lewat Mimpi 

Jika mendapati ada temuan jenazah, kata Hastry, hal yang harus dilakukan masyarakat adalah melindungi lokasi kejadian agar tidak ada orang lain yang masuk.

Sebab, adanya orang yang masuk akan membuat kondisi lokasi kejadian berubah.

“Kalau sudah jadi jenazah mau nolongin apa? Mending dibiarkan saja, tunggu polisi datang. Yang penting dilindungi TKP-nya, jangan ada yang masuk,” katanya.

Berkaca dari kasus pembunuhan di Subang, polisi kesulitan mengungkap kasus karena banyaknya masyarakat yang masuk ke lokasi kejadian. Hal itu membuat kondisi TKP berubah.

“Kami harus tahu keadaan pertama itu seperti apa sih. Bagaimana posisinya saat pertama orang ini kehilangan nyawanya. Dengan jasad sudah dipindah kan membuat lebih sulit,” katanya.

Ahli forensik Mabes Polri Kombes Pol. dr. Hastry Sumy Purwanti menjadi salah satu dokter yang terlibat dalam pengusutan kasus pembunuhan ibu anak di Subang, Jawa Barat.

Hastry yang seorang indigo bahkan mengaku didatangi korban dalam mimpi. Korban meminta tolong agar Hastry mengungkap kasus itu secara tuntas.

Baca Juga: Pertaruhan Profesionalitas Polri di Misteri Kasus Pembunuhan Subang 

“Bukan merasa, memang iya (didatangi korban),” ujar Hastry.

Hastry mengaku terpanggil untuk mengungkap kasus itu. Ia mengaku secara formal sebenarnya penyidik Polri sudah mengantongi dua alat bukti untuk menjerat pelaku pembunuhan sadis terhadap ibu-anak, Tuti Suhartini, 55, dan Amalia Ratu, 23, itu.

“Saya dimintai tolong sama masyarakat dan juga korban (lewat mimpi). Makanya saya datang,” katanya.

Hastry mengakui dengan mengantongi dua alat bukti sebenarnya saat ini polisi sudah bisa menetapkan tersangka. Dalam hukum, kata dia, pengakuan dari tersangka tidak diperlukan dalam pembuktian di persidangan.

“Tidak perlu (pengakuan tersangka). Yang penting sudah ada dua alat bukti. Dan menurut saya sudah (sudah ada dua alat bukti),” katanya.

Secara tersirat, Hastry mengakui sebenarnya yang menjadi target pembunuhan hanya satu sedangkan korban satunya turut dibunuh karena melihat aksi pelaku.

Hastry mengakui pengusutan kasus tersebut cukup sulit. Terutama, karena tempat kejadian perkara (TKP) sudah terkontaminasi sebagai akibat banyaknya orang yang masuk ke lokasi.

Apalagi, kata dia, pelaku merencanakan dengan matang aksinya dan mempelajari ilmu forensik.

Hilangkan Jejak

Pelakunya berusaha menghilangkan jejak dengan memandikan jasad kedua korban sebelum memasukkan keduanya ke dalam mobil Alphard. Di jenazah kedua korban, Hastry mengaku tidak menemukan satu pun sidik jari.

Tak hanya itu, pelaku juga mengelap sejumlah tempat di TKP, termasuk di antaranya setir mobil dan pintu-pintu. Menurutnya, pelaku bisa mempelajari tentang ilmu forensik itu melalui internet.



Meskipun sudah dibersihkan pelaku, kata dia, Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jari di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar dan di mobil. Bahkan di setir mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.

“Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat. Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga,” ujar dr. Hastry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya