SOLOPOS.COM - Pemilihan waktu terbaik untuk umrah bisa membuat nyaman saat menjalankan ibadah tersebut. (Ilustrasi/Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Arab Saudi dan Kementerian Agama Indonesia resmi melarang pelaksanaan umrah secara non-prosedural atau backpacker. Kerajaan Arab Saudi bahkan mengeluarkan fatwa bagi siapapun yang menjalani umrah backpacker, maka ibadahnya tidak sah.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq Bin Fawzan Al Rabiah menegaskan untuk melarang perihal umroh backpacker yang belakangan muncul dalam tren media sosial. Fenomena tersebut justru disayangkan terjadi karena dinilai melanggar aturan yang berlaku dari pihak Kerajaan Arab Saudi.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

“Setiap visa umrah semestinya sudah ada pelayanannya disana, jadi tidak mungkin bisa melakukan ibadah umrah tanpa ada pihak yang memberikan pelayanan disana. Semestinya, tidak ada [umrah backpacker] karena memang semua yang mengeluarkan visa umrah itu memberikan pelayanan,” kata Menteri Haji dan Umrah dalam konferensi pers, Selasa (30/4/2024).

Sejumlah orang memilih melakukan umrah secara nom-prosedural karena biayanya yang cenderung lebih miring. Lantas, berapa perbedaan biaya umrah reguler dan backpacker?

Di beberapa travel penyedia umrah, biaya yang harus dikeluarkan ketika seseorang hendak umrah mencapai Rp29 juta atau lebih (sudah termasuk visa). Jika dihitung-hitung, angka ini lebih mahal ketimbang ketika seseorang memutuskan untuk melakukan umrah backpacker.

Bahkan, Anda bisa menghemat hampir setengah dari dana yang perlu dikeluarkan ketika memutuskan untuk melaksanakan umrah reguler.

Berikut perincian biaya jika hendak umrah backpacker yang sudah dilarang Kemenag:

1. Visa

Sama seperti umrah reguler, pelaku umrah backpacker juga memerlukan Visa. Biayanya antara Rp1 juta hingga Rp2 juta. Akan tetapi, pengurusan Visa umrah biasaya dilakukan secara kolektif.

Solusinya, Anda bisa mengurus Visa tersebut melalui biro jasa maupun travel dengan harga sekitar US$75 hingga US$100, atau sekitar Rp1 juta hingga Rp1,45 juta. Namun, Anda harus sedikit berusaha karena jarang ada biro atau travel yang mau mengurus visa saja.

2. Biaya pesawat

Biaya pesawat PP dari Jakarta ke Jeddah atau Madinah dijual mulai Rp4 jutaan saja. Itu artinya satu kali perjalanan pergi-pulang, pelaku umrah backpacker hanya memerlukan dana Rp8 jutaan.

3. Biaya penginapan

Sebagai seorang backpacker umrah, Anda tentu akan mencari penginapan yang murah namun nyaman. Di Arab Saudi, Anda bisa menemukan peginapan murah antara Rp170.000 hingga Rp250.000 per malamnya.

Katakan Anda mengambil durasi umrah tujuh hari, maka Anda hanya perlu mengeluarkan uang Rp1.190.000 untuk menyewa hotel dengan harga Rp170.000 per malam. Dengan perincian di atas, umrah backpacker hanya memerlukan uang antara Rp10 juta hingga Rp12 jutaan saja. Namun sekali lagi, umrah backpacker sudah dilarang oleh pemerintah sehingga disarankan Anda melaksanakan ibadah tersebut secara resmi dan sesuai aturan.

Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Perbandingan Biaya Umrah Backpacker dan Umrah Reguler tahun 2024, Mana Lebih Murah?”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya