SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernik-pernik Imlek. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Imlek menjadi momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Tionghoa setiap tahunnya. Berbagai tradisi dijalankan oleh mereka guna menyambut Imlek, salah satunya momen berkumpul dan makan bersama dengan keluarga.

Biasanya tradisi ini dilakukan di kediaman keluarga yang dituakan seperti orang tua atau kakek dan nenek. Tradisi ini ternyata tak hanya dilakukan mempererat tali persaudaraan.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Sebaliknya, tradisi berkumpul dan makan bersama keluarga juga mempunyai makna dan filosofi lain. Terlebih pada sajian yang dihidangkan di atas meja.

Imlek menjadi perayaan besar bagi masyarakat Tionghoa. Tak heran jika berbagai jenis menu spesial dihidangkan saat memperingatinya. Masyarakat Tionghoa juga mempunyai hidangan utama yang menjadi hidangan pokok dalam menyambut datangnya Imlek.

Dikutip dari Indonesia.go.id, Rabu (18/1/2023), terdapat tujuh menu utama yang biasanya wajib dihidangkan saat perayaan Imlek. Masing-masing dari sajian tersebut mempunyai arti yang beragam.

Cara masyarakat Tionghoa dalam memberikan makna dalam sebuah sajian menggunakan metode fenotik. Metode ini dilihat dari bunyi, bentuk, dan simbol, maupun lainnya.

1. Ikan

Hidangan pertama yang disajikan saat Imlek adalah menu masakan ikan. Dalam bahasa Mandarin, ikan disebut Yu yang artinya limpahan rezeki. Biasanya, masyarakat Tionghoa memilih jenis ikan mas crucian untuk disajikan saat Imlek.

Ikan mas crucian merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari Tiongkok. Jenis ikan ini dibawa masuk ke Indonesia sejak abad ke-19. Ikan mas crucian dalam bahasa Tiongkok disebut jiyu dan berbunyi serupa dengan jiyang yang mempunyai arti sukses.

Tak ada ketentuan yang spesifik, berbagai jenis ikan maupun hidangan laut lainnya dapat disajikan saat Imlek. Menurut masyarakat Tionghoa, hidangan laut seperti udang, lobster,kepiting, maupun lainnya mempunyai makna kemakmuran.

Tak jarang dari mereka bahkan memilih ikan bandeng. Dalam bahasa Mandarin, bandeng disebut dengan liyu yang bunyinya serupa dengan li. Kata li memiliki arti hadiah.

Menjadikan bandeng sebagai santapan saat Imlek menjadi simbol harapan bahwa nantinya akan mendapat banyak hadiah di tahun yang baru.

2. Pangsit

Selain ikan, menu wajib lainnya adalah pangsit. Pangsit dalam bahasa Mandarin disebut jiaozi.

Secara fenotik, jiaozi berkaitan dengan harta kekayaan. Sajian ini berbentuk lonjong dengan ujungnya yang miring menyerupai perahu.

Konon, menyantap banyak pangsit saat Imlek dapat mendatangkan banyak rezeki.

3. Lumpia

Lain lagi dengan lumpia. Sajian yang juga tak boleh ketinggalan saat Imlek. Makanan ini menjadi simbol emas batangan sebagaimana bentuknya yang berwarna cokelat keemasan saat digoreng.

Menurut tradisi klasik, sebelum menyantap lumpia, orang yang dituakan akan mengucap kata-kata hwung-jin wan-lyang yang berarti satu ton emas.

4. Mi

Kemudian ada juga sajian mi yang mempunyai makna panjang umur karena bentuknya yang panjang.

5. Kue Moci

Tak ketinggalan juga kue moci dengan rasa manis dan legit. Kue moci disebut tangyuan dalam bahasa Mandarin yang memiliki kaitan dengan nilai kekeluargaan, kerukunan dan kebersamaan.

6. Kue Keranjang

Selain hidangan kue moci, rasanya bukan Imlek jika tanpa kue keranjang. Anda pasti sudah sering menemui penganan khas berbentuk bulat dan berwarna cokelat di berbagai pusat perbelanjaan saat mendekati Imlek.

Dalam bahasa Mandarin, kue keranjang disebut niangao. Kue tersebut biasanya disusun ke atas yang menjadi simbol bahwa setiap tahun maka semakin tinggi, meningkat, atau mengalami kemajuan.

7. Buah Jeruk

Sajian terakhir adalah buah jeruk. Jika memungkinkan, mereka bahkan akan mempersiapkan tiga jenis buah jeruk sekaligus untuk disajikan saat Imlek. Yakni jeruk keprok, jeruk kuning, dan jeruk pamelo atau jeruk Bali.

Warna kuning dari buah jeruk dianggap sebagai simbol kekayaan. Menurut bahasa Mandarin, jeruk keprok disebut cheng yang diartikan sebagai daya Tarik dan keberuntungan. Sedangkan jeruk pamelo disebut yo yang memiliki makna kemakmuran. Menarik, bukan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya