Ini Alasan Mengapa Pangeran George Selalu Bercelana Pendek

Para ahli etiket kerajaan Inggris menyebutkan alasan mengapa Pangeran George selalu bercelana pendek di berbagai acara.

Solopos.com, SOLO – Penampilan keluarga Kerajaan Inggris selalu menjadi perhatian, tak terkecuali Pangeran kecil George. Tak kalah dengan orang tuanya, William dan Kate, George juga selalu modis dengan balutan kemeja dan sweater dengan pandanan celana pendek.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

Jika diperhatikan, dalam setiap kesempatan, termasuk pertemuan formal bersama orang tuanya, Pangeran George tampak tak pernah absen mengenakan celana pendek dan kaus kaki panjang. Rupanya ada alasan tersendiri bocah kecil berambut pirang ini kerap menggunakan celana pendek dalam berpenampilan.

Para ahli etiket kerajaan seperti dikabarkan Okezone dari Marie Claire, Jumat (7/10/2016), berspekulasi hanya anak-anak rakyat kelas menengah yang mengenakan celana panjang. Bahkan, bisa dibilang mengenakan celana pendek merupakan gaya yang sangat Inggris. Sebab celana panjang adalah untuk anak laki-laki yang lebih tua dan dewasa.

Hal ini juga dilakukan oleh Pangeran Charles, Pangeran William, dan Pangeran Harry semasa kecil yang selalu mengenakan celana pendek hingga usia delapan tahun, sebagai contoh tradisi kerajaan.

“Celana pendek bagi anak laki-laki adalah sebuah penanda kelas di Inggris, celana panjang anak laki-laki dianggap sebagai gaya kaum kelas menengah, atau bahkan orang pinggiran,” ujar ahli etiket William Hanson.

Sementara itu, Dr Ed Owens, seorang sejarawan dari University of Lincoln dan ahli dalam bidang hubungan kerajaan dengan media, menyatakan jika penggunaan celana pendek oleh anak kecil di keluarga kerajaan merupakan sebuah simbol keluguan.

“Celana pendek menjadi simbol ideal dan keluguan dari masa kecil. Pangeran George akan menjadi seorang raja suatu hari nanti, jadi penting untuk membuatnya seperti seorang anak-anak normal pada umumnya, sebelum ia menjalankan peran sebagai raja, yang digambarkan penuh beban dan sulit oleh media,” papar Dr Ed Owens.