SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo melihat barang yang akan disumbangkan kepada korban bencana alam Pakistan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (26/9/2022). (Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, JAKARTA — Tragedi memilukan terjadi di Pakistan yang mengalami inflasi tinggi sejak beberapa tahun terakhir.

Sedikitnya 16 orang meninggal dunia saat berebut bantuan makanan di sejumlah tempat di Pakistan, Sabtu (1/4/2023).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Sebelum insiden terjadi, ribuan warga Pakistan berkumpul di pusat-pusat distribusi tepung yang didirikan di seluruh negeri.

“Sedikitnya 16 orang, termasuk lima wanita dan tiga anak-anak, telah tewas dalam penyerbuan di pusat-pusat distribusi tepung terigu dalam beberapa hari terakhir. Ribuan karung tepung juga telah dijarah dari truk-truk dan titik-titik distribusi,” ungkap polisi dan para pejabat di Pakistan, seperti dikutip Solopos.com, Minggu (2/4/2023).

Seorang juru bicara biro statistik mengatakan angka inflasi ini merupakan kenaikan tertinggi dari tahun ke tahun yang pernah dicatat oleh biro tersebut sejak pencatatan bulanan dimulai pada periode 1970-an.

“Ini adalah inflasi tertinggi yang pernah tercatat dalam data yang kami miliki,” katanya.

Saat ini inflasi di Pakistan melonjak ke rekor 35,3 persen pada Maret 2023.

Biro Statistik mencatat angka inflasi Pakistan bulan Maret melampaui angka inflasi Februari 2023 (month-to-month/mtm) sebesar 31,5 persen.

Bahkan, komoditas makanan, minuman, dan transportasi melonjak hingga 50 persen dari tahun ke tahun (year-on-year/yoy).

Indeks harga konsumen naik 3,72 persen di bulan Maret dari bulan sebelumnya (mtm).

Harga-harga makanan, minyak goreng, dan listrik yang lebih tinggi mendorong kenaikan inflasi di negara tersebut.

Inflasi makanan tahunan di bulan Maret 2023 tercatat 47,1 persen dan 50,2 persen untuk daerah perkotaan dan pedesaan.

Adapun, inflasi inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, mencapai 18,6 persen di daerah perkotaan dan 23,1 persen di daerah pedesaan.

Negara Asia Selatan ini telah mengalami gejolak ekonomi selama berbulan-bulan dengan krisis neraca pembayaran yang akut sementara pembicaraan dengan IMF untuk mendapatkan dana US$1,1 miliar sebagai bagian dari dana talangan US$6,5 miliar yang disepakati pada 2019 yang belum membuahkan hasil.

Parahnya, cadangan devisa Pakistan telah jatuh hingga hanya cukup untuk menutupi impor selama empat pekan.

Sebuah laporan prospek ekonomi bulanan yang dikeluarkan oleh kementerian keuangan pada Jumat (31/3/2023) memproyeksikan inflasi akan tetap tinggi.

Laporan tersebut mengutip friksi pasar yang disebabkan oleh kesenjangan permintaan dan penawaran relatif dari barang-barang kebutuhan pokok, depresiasi nilai tukar, dan penyesuaian kenaikan harga bahan bakar baru-baru ini sebagai alasan di balik ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul “Inflasi Pakistan Meroket, 16 Orang Tewas Akibat Berebut Makanan”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya