SOLOPOS.COM - Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2017 dengan Memperkuat Momentum, Mewujudkan Ekonomi DIY yang Inklusif di Gedung Pusat-Ruang Seminar Lt.3 STIE YKPN, Sleman, Kamis (14/12/2017). (IST/Dok KPw BI DIY).

Inflasi 2018 diperkirakan berada pada kisaran sasaran 3,5+1%

Harianjogja.com, SLEMAN-Perkembangan inflasi dan stabilitas sistem keuangan di DIY relatif terjaga.  Inflasi DIY masih terkendali dan diperkirakan berada pada rentang target inflasi sebesar 4 ± 1%.

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Budi Hanoto menjelaskan, inflasi tetap terkendali meskipun cenderung meningkat pada November 2017 menjadi 3,63% (yoy). “Hal itu seiring peningkatan harga pangan yang disebabkan gangguan produksi akibat faktor cuaca,” ujar dia dalam rilis yang diterima Harian Jogja, Kamis (14/12/2017).

Sementara itu, stabilitas sistem keuangan DIY relatif terjaga di tengah intermediasi perbankan yang masih belum sepenuhnya pulih. Penyaluran kredit perbankan masih tumbuh sebesar 11,8% (yoy) pada Triwulan III 2017, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,2% (yoy).

Selain itu, momentum untuk menyalurkan kredit bagi perbankan juga didukung penurunan risiko kredit yang tercermin dari penurunan rasio NPL dari 2,45% menjadi 2,16%. Dengan demikian, ruang untuk pembiayaan pembangunan di DIY melalui optimalisasi penyaluran kredit dari bank umum sangat terbuka. Hal ini untuk meningkatkan fungsi intermediasi perbankan yang masih berada di bawah jauh di bawah LDR perbankan nasional yang mencapai 89,07%.

Melihat perkembangan ekonomi tahun ini, dapat diperoleh gambaran bagaimana prospek perekonomian tahun depan. “Tantangan ekonomi, potensi domestik, serta sinergi kebijakan yang akan ditempuh Pemerintah dan Bank Indonesia, mewarnai prospek perekonomian ke depan,” ujar dia.

Baca juga : Ekonomi DIY Diproyeksikan Terus Meningkat Sampai 2022

Pertumbuhan ekonomi global serta pertumbuhan harga komoditas diperkirakan akan meningkat secara gradual. Suku bunga dunia diperkirakan meningkat, sejalan dengan tren pengetatan kebijakan moneter di negara maju. Pertumbuhan ekonomi 2018 diyakini berada pada kisaran 5,1-5,5%, terutama didorong permintaan domestik.

Inflasi 2018 diperkirakan berada pada kisaran sasaran 3,5+1%. Pertumbuhan dana pihak ketiga dan kredit perbankan 2018 masing-masing diperkirakan sebesar 9-11% dan 10-12%. Defisit transaksi berjalan, meski diperkirakan sedikit meningkat, tetapi tetap di bawah 3% dari PDB. Pada periode 2019-2022, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat hingga mencapai kisaran 5,8-6,2% pada 2022, dengan inflasi sebesar 3+1%, dan defisit transaksi berjalan yang menurun dan tetap di bawah 3% dari PDB.

Baca juga : Perekonomian Indonesia Menguat Seiring Pemulihan Ekonomi Global

Sementara itu, secara nasional, selama tiga tahun terakhir, inflasi berhasil dikendalikan sehingga tetap terjaga pada level yang rendah sesuai dengan targetnya. “Kami memperkirakan inflasi 2017 berada pada kisaran 3,0 – 3,5 persen, sesuai dengan sasaran inflasi 2017, di tengah tekanan kenaikan inflasi administered prices akibat kenaikan tarif tenaga listrik sebagai bagian dari reformasi energi,” papar dia.

Tetap terkendalinya inflasi ini ditopang terjangkarnya ekspektasi inflasi, nilai tukar yang stabil, minimalnya inflasi dari sisi permintaan, harga pangan global yang turun, dan terkelolanya inflasi volatile food. Pencapaian inflasi yang rendah ini tidak terlepas dari konsistensi kebijakan moneter dan koordinasi dengan pemerintah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah untuk mengendalikan harga kelompok volatile food dan komoditas strategis.

Baca juga : 2017, Tahun Pemulihan Ekonomi Global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya