SOLOPOS.COM - Mebel (JIBI/Harian Jogja)

Mebel (JIBI/Harian Jogja)

JOGJA – Hingga menjelang akhir  2012, industri mebel baik skala nasional maupun lokal masih lesu. Tahun depan pun diperkirakan sektor ini masih akan mengalami kelesuan pasar.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Krisis ekonomi yang melanda dua benua besar, Amerika dan Eropa makin berdampak pada pasar industri mebel dan furnitur nasional. Hal ini disampaikan oleh Ketua DPP Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Ambar Tjahyono.

“Pasar Amerika dan Eropa masih belum stabil, adanya krisis tersebut tahun depan sektor industri ini akan melorot,” ujar Ambar saat ditemui Harian Jogja beberapa waktu yang lalu.

Krisis keuangan yang dialami dua benua yang menjadi pasar besar industri permebelan nasional ini berdampak cukup besar pada pasar nasional. Ambar menyebutkan pasar ekspor mebel dan kerajinan Indonesia masih didominasi oleh pasar Amerika dengan market share 30%.

“Peringkat pertama masih didominasi dari Amerika, sedangkan kedua Eropa dengan market share mencapai 27 persen,” tandasnya. Krisis finansial Amerika dan Eropa tak hanya berimbas pada sektor industri permebelan. Bukan hanya pengusaha yang merasakan dampaknya, tapi industri kecil dan perajin lebih merasakan dampak dari penurunan pembelian produk nasional ini.

Sekretaris Asmindo DIY Hendro Wardoyo menambahkan sektor usaha kecil dan menengah seperti UMKM dan UKM lebih merasakan dampak dari krisis tersebut. Pasalnya, industri kecil masih mengandalkan konsumen yang sebanding. Sepanjang tahun ini penurunan yang dialami sektor industi ini di DIY mencapai 20% hingga 30%.

“Industri menengah partner usahanya menengah ke atas. Sementara industri kecil pembelinya masih dari kalangan menengah ke bawah juga. Sehingga ini mulai membuat banyak pengusaha kecil di Jogja tutup,” ujarnya.

Ambar menambahkan dampak tersebut cukup dirasakan di Bali dan Jogja. Sebagai daerah pusat kerajinan dan industri mebel, dua daerah ini banyak berpegang pada pasar internasional. Sementara daerah lain seperti Semarang dan Solo masih cukup stabil.

Krisis yang semakin melemahkan industri ini perlu segera diantisipasi. Ambar menambahkan saat ini pasar baru yang mulai dilirik Asmindo adalah Afrika, Timur Tengah dan Asia. “Terutama di pasar ASEAN, negara-negara anggota ini banyak yang menganggap Indonesia sebagai market,” tandasnya.

Ambar pun cukup mengapresiasi Asmindo Jogja, dengan digerakkannya Gerai Asmindo. Gerai tersebut sangat membantu industri mebel di Jogja. Menurutnya tidak banyak anggota Asmindo yang membuat terobosan ini.

“Gerai ini sebagai kapal induk untuk menyelamatkan industri ini di Jogja. Ini harus dikembangkan oleh para pelaku usahanya untuk mengenalkan produk lokal melalui pameran tidak hanya nasional tapi juga internasional,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya