SOLOPOS.COM - Pasar Panggungrejo Solo, salah satu pasar tradisional yang dibidik menjadi pasar kreatif untuk anak muda. (JIBI/Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO – Komunitas #kotasolo menggagas pemanfaatan lantai dua pasar tradisional sebagai pasar kreatif untuk anak muda.

Konsep pasar kreatif yang digulirkan komunitas kreatif Kota Bengawan ini terinspirasi dari kesuksesan Pasar Santa di Jakarta.

Promosi Bertabur Bintang, KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2024 Diserbu Pengunjung

“Kegelisahannya sendiri sudah cukup lama. Kami melihat pasar tradisional yang selama ini sudah direvitalisasi, lantai duanya selalu sepi pengunjung. Melihat gejala ini kami tergerak menawarkan konsep ini untuk direspons pemerintah dan anak muda,” terang Anton Gultom Rosanto, sukarelawan #kotasolo, saat berbincang dengan di Balai Kota Solo, Senin (1/12/2014).

Anton menuturkan aktivitas pasar kreatif yang menyasar anak muda tersebut selain menggerakkan roda perekonomian di kalangan akar rumput, juga bertujuan untuk mendekatkan pasar kepada kalangan anak muda.

“Dengan keberadaan aktivitas ekonomi kreatif di kalangan anak muda, kami berharap mereka mau ke pasar. Selain itu sebelum naik ke lantai dua, pengunjung pasti melewati lantai satu. Kami berharap pasar makin ramai,” terang dia.

Sukarelawan #kotasolo lain, Sadrah Depp, menambahkan pihaknya telah membuat pemetaan sejumlah pasar tradisional yang berpotensi digarap menjadi pasar kreatif.

“Kami sudah koordinasi dengan dinas [Dinas Pengelolaan Pasar Kota Solo], kemungkinan ada beberapa alternatif yang menarik. Pasar Kembang posisinya di tengah kota. Selain itu ada Pasar Ayu yang juga strategis. Atau Pasar Panggungrejo yang letaknya di belakang kampus UNS dan dekat anak muda,” jelasnya.

Menurut Sadrah, pihaknya melihat potensi kreatif hasil olah kreativitas anak muda Solo cukup melimpah.

“Potensi di sini besar sekali. Ada yang menggarap clothing line, musik, sampai pomade. Banyak sekali yang bisa digandeng nantinya,” ungkapnya.

Tantangan Wirausaha

Sadrah mengungkapkan keberadaan pasar kreatif di lantai dua pasar tradisional nantinya juga bisa menjawab tantangan wirausaha muda yang biasanya terbentur permodalan.

“Setelah dihitung dengan sejumlah pengelola pasar, biaya untuk menyewa lapak di pasar kreatif hanya Rp100.000/bulan. Untuk tiga bulan pertama dibutuhkan Rp500.000/bulan. Ini bisa menjawab tantangan anak muda yang ingin berwirausaha tapi terbentur modal,” katanya.

Wacana yang sedang digulirkan komunitas kreatif yang beranggotakan pekerja kreatif, pemerintah, legislator, hingga akademisi tersebut saat ini tengah dimatangkan untuk selanjutnya direalisasikan dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya