SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja melakukan pengecekan akhir di jalur produksi mobil The All New Vios & Limo di Pabrik Karawang 2, Kawasan Industri Karawang Internasional City, Jawa Barat. PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMI) , Rabu (18/12/2013)., secara resmi memulai produksi The All New Vios & Limo. (JIBI/Solopos/Antara/Bennami)

Solopos.com, JAKARTA — Ekspor mobil Indonesia pada Triwulan I/2014 ini tak memenuhi target. Penjualan ke luar negeri hanya 47.841 unit, masih di bawah asumsi kuantitas ekspor 50.000 unit/triwulan atau 200.000 unit/tahun.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat ekspor gelondongan (completely built-up/CBU) tersebut cuma naik tipis dibandingkan dengan perolehan kuartal I/2013. Triwulan pertama tahun lalu terjual 43.115 unit atau tumbuh 3,5%.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, berpendapat Indonesia selayaknya menggenjot kinerja ekspor kendaraan bermotor. Industri otomotif takkan berkembang kalau produk cuma terserap di dalam negeri alias jago kandang.

Pengoperasian kendaraan pribadi di dalam negeri kerap terbentur dengan berbagai persoalan, seperti pembengkakan kuota bensin subsidi dan kemacetan. Lambat laun kondisi ini memicu munculnya kebijakan yang mengarah pada pengendalian populasi mobil pribadi meskipun pasar belum jenuh. “Market domestik mulai jenuh karena masalah infrastruktur jalan pengendalian populasi mobil. Ini bisa memengaruhi permintaan kendaraan di dalam negeri,” katanya, Selasa (22/4/2014).

Cukup Realistis

Kementerian Perindustrian menginginkan peningkatan volume ekspor sebesar 17,65% pada 2014. Artinya, penjualan ke pasar global ditargetkan menyentuh 200.000 unit, realisasi tahun lalu hanya 170.907 unit. Kalangan produsen otomotif menilai target setara itu cukup realistis. Salah satu pendongkrak ekspor diyakini berasal dari kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2).

Destry mengemukakan pendapat senada KBH2 harus bisa menjadi komoditas ekspor baru di industri otomotif roda empat. “Tetapi, harus pintar memilih negara tujuan ekspor, misalnya ke emerging market,” ucap dia.

Di bagian lain, Gaikindo berharap Indonesia bisa meningkatkan pasar dalam negeri dan ekspor sedan. Mengingat sedan merupakan segmen kendaraan roda empat terbesar yang diminati pasar dunia. Pada kuartal pertama 2014, data yang dirilis Gaikindo hanya membukukan 3.707 penjualan mobil sedan di luar taksi.

Ketua I Gakindo Jongkie D. Sugiarto, mengatakan penjualan itu masih bisa ditingkatkan. Bahkan, Indonesia bisa menjadi negara pengekspor sedan terbesar dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Salah satu caranya, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) diminta menurunkan PPnBM bagi sedan ber-cc kecil dan sedang. “Jadi basis produksi sedan itu cepat. Tinggal pemerintah berani turunkan tarif PPnBM. Dua tahun ke depan jadi basis produksi sedan itu bisa,” katanya. (JIBI/Solopos/Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya