SOLOPOS.COM - Aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS), Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jateng, Rabu (8/3/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Aditya Pradana Putra)

Indonesia menjadi negara paling proteksionais di Asia Tenggara sehingga membuat pertumbuhan ekonomi sulit berkembang.

Solopos.com, JAKARTA — Indonesia merupakan negara yang paling restriktif (membatasi) dalam hal investasi dibandingkan dengan negara Asean lainnya. Akibatnya, investasi di Indonesia tidak dapat berkembang luas jika dibandingkan dengan negara lain.

Promosi BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas T. Lembong mengungkapkan Indonesia dinilai memiliki aturan dan batasan yang banyak dalam hal investasi di tiap sektornya. “Tidak satu negara di ASEAN yang serestriktif Indonesia,” ungkapnya, Selasa (30/1/2018).

Oleh karena itu, dirinya dan tim ekonomi pemerintah akan kembali meninjau sektor mana yang akan kembali diperlonggar Daftar Negatif Investasi (DNI)-nya.

Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengungkapkan bahwa Indonesia harus mencontoh keterbukaan yang dilakukan India.

“India cenderung sosialis di masa lalu. Sekarang berubah menjadi negara yang lebih terbuka, tidak hanya masalah perdagangan dan investasi tapi juga terbuka terhadap peran swasta dalam pengelolaan negara,” kata Bambang.

Bahkan, dia mengungkapkan India berani mengandeng swasta asing untuk mengelola maskapainya, yakni Air India. Dari upaya membuka diri terhadap investasi asing, pertumbuhan ekonomi India stabil dan tinggi.

Menurut Bambang, perekonomian Indonesia sudah stabil, tetapi masih kurang tinggi. Terkait dengan aturan Daftar Negatif Investasi (DNI) yang membatasi kepemilikan saham asing di sejumlah sektor, Bambang mengungkapkan aturan tersebut bersifat dinamis sehingga dapat ditinjau tiap saat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya