SOLOPOS.COM - Kerajinan tangan yang terbuat dari bahan plastik bekas dan bekas kemasan produk dipamerkan di Klaten beberapa waktu lalu. Indonesia masih butuh lebih dari 4 juta wirausahawan di berbagai sektor untuk meningkatan daya saing internasional. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Kerajinan tangan yang terbuat dari bahan plastik bekas dan bekas kemasan produk dipamerkan di Klaten beberapa waktu lalu. Indonesia masih butuh lebih dari 4 juta wirausahawan di berbagai sektor untuk meningkatan daya saing internasional. (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

JAKARTA – Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar mengatakan Indonesia masih membutuhkan 4,76 juta wirausahawan atau sekitar dua persen dari seluruh penduduk untuk mencapai kondisi ideal. “Penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai wirausahawan masih terbilang minim dan terbatas, baru mencapai 0,18 persen dari total 238 juta penduduk Indonesia,” kata Menakertrans dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu.

Promosi Video Uang Hilang Rp400 Juta, BRI: Uang Diambil Sendiri oleh Nasabah pada 2018

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, telah berkomitmen untuk mendukung program-program peningkatan kualitas dan kuantitas kewirausahaan di Indonesia, demikian ujar Menakertrans seusai membuka Gelar Wirausaha Produktif yang berlangsung selama dua hari, 13–14 Oktober, di Supermall Pakuwon Surabaya. Idealnya, agar Indonesia bisa berdaya saing tinggi dibutuhkan paling sedikit 2 persen dari 238 juta orang penduduk Indonesia atau sekitar 4,76 juta orang wirausaha baru dengan beragam profresi dan keahlian. “Wirausaha menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang tangguh menhghadapi krisis ekonomi global sekaligus solusi mengurangi kemiskinan serta menyerap pengangguran,” kata Muhaimin.

Sementara itu, gelar wirausaha produktif itu diikuti 76 stand wirausaha yang telah terdiri atas alumni pemagangan Jepang, alumni pelatihan Balai Latihan Kerja, Balai Peningkatan Produktivitas Daerah ( BPPD), kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta desa produktif. Muhaimin mengatakan bahwa wirausaha telah teruji keandalannya di tengah krisis ekonomi pada tahun 1998, dan mampu bertahan tanpa tergantung kondisi moneter internasional.

“Dengan semangat kewirausahaan yang inovatif, kreatif, dan berdaya saing, para pelaku wirausaha ini menjadi ujung tombak sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi yang mampu menciptakan lapangan kerja baru,” kata Muhaimin. Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2011 mencatat angka pertumbuhan tertinggi 6,5 persen. Dan, hal itu merupakan salah satu bukti keberhasilan kelompok UMKM dan koperasi yang dilandasi jiwa wirausaha.

“Hampir 98 persen para pelaku bisnis di Indonesia tergolong dalam kelompok UMKM. Maka, kekuatan untuk menumbuhkan kelompok usaha ini harus menjadi prioritas pembangunan nasional,” kata Muhaimin, Selain itu, Kemenakertrans juga berkomitmen untuk menggelar pelatihan wirausaha di 33 provinsi seluruh Indonesia. “Kita targetkan sesuai dengan RPJM 2010–2014 bakal ada 40.000 wirausaha baru sukses yang merupakan program prioritas nasional,” kata Muhaimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya