SOLOPOS.COM - Ilustrasi cuaca panas. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Beberapa wilayah di Indonesia akhir-akhir ini cuacanya cenderung panas dan ada yang mengaitkannya dengan gelombang panas Asia 2023 yang melanda India, China, Myanmar, hingga Afghanistan.

Ternyata cuaca panas di Indonesia bukan disebabkan oleh gelombang panas tersebut. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu Matahari.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Fenomena tersebut merupakan siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan kenaikan suhu maksimun di wilayah Indonesia tidak mencapai 40 derajat Celcius dan hanya terjadi pada sehari saja, yakni di Ciputat dengan suhu 37,2 derajat Celcius.

Berbeda dengan Indonesia, negara lain yang dilanda gelombang panas Asia 2023 mengalami kenaikan suhu hingga 40 derajat Celcius dan terjadi selama beberapa hari, setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih.

Gelombang panas juga biasanya terjadi pada wilayah yang berada di lintang menengah hingga tinggi di belahan Bbumi bagian utara dan selatan serta memiliki kondisi geografis dekat dengan masa daratan dengan luasan yang besar atau wilayah kontinental maupun sub–kontinental.

Sedangkan seperti dijelaskan oleh BMKG dalam siaran pers mereka, Indonesia berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas.

Selain itu, untuk fenomena cuaca termasuk sebagai kategori gelombang panas, suatu lokasi harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik. Misalnya lima derajat Celcius lebih panas, dari rata-rata klimatologis suhu maksimum.

Sementara itu, di Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Secara klimatologis, untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya