SOLOPOS.COM - Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo bersama Wakil Wali Kota dan rombongan menaiki perahu wisata air Kali Pepe di Kawasan Kretek Gantung, Sudiroprajan, Jebres, Solo, Kamis (5/2) malam. Perahu wisata tersebut resmi beroperasi hingga 10 hari kedepan utnuk menyambut Grebeg Sudiro 2015. (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Imlek 2015 dirayakan berbagai acara di Solo. Kamis malam ada pesta kembang api dan lampion terbang di depan Pasar Gede Solo.

Solopos.com, SOLO — Berbagai rangkaian menyambut momentum Imlek 2015 sudah terselenggara dengan apik di Kota Bengawan dalam beberapa hari terakhit. Perpaduan dua budaya, yakni Jawa dan Tionghoa dapat berjalan beriringan secara harmonis.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Hal itu terangkum dalam kegiatan Grebeg Sudiro 2015, seperti umbul mantram di Sudiroprajan, wisata perahu hias di Kali Pepe, karnaval budaya yang dipusatkan di Pasar Gedhe.

Setelah rangkaian acara berlangsung lancar, kali ini saatnya panitia Grebeg Sudiro 2015 dan panitia Imlek 2015 Solo menggelar acara puncak, yakni pesta kembang api dan melepas ratusan lampion terbang ke angkasa di malam pergantian tahun Imlek 2015, Kamis (19/2/2015) pukul 00.00 WIB.

Kegiatan itu dipusatkan di Pasar Gede yang menjadi poros kegiatan di Pasar Gedhe-Grebeg Sudiro 2015-klenteng. Nantinya, pesta kembang api dan lampion terbang akan diikuti ribuan warga lintas etnis yang didominasi Jawa dan Tionghoa.

“Jumlah lampion yang akan diterbangkan masih tentatif. Yang jelas, di atas 250 lampion terbang. Itu akan diterbangkan secara serentak di kompleks Pasar Gedhe. Satu lampion terbang akan diterbangkan tiga orang. Jadi, akan melibatkan sedikitnya 750 orang. Kegiatan ini melambangkan impian dan harapan yang lebih baik ke depan,” kata ketua Grebeg Sudiro 2015, Henri S., kepada Solopos.com, Selasa (17/2/2015).

Ratusan lampion terbang itu didatangkan secara khusus di berbagai kota di Tanah Air, seperti Solo, Semarang, dan Surabaya. Setiap orang yang akan menerbangkan lampion terbang juga akan menyertakan harapannya yang tertulis di lampion.

“Misalnya ada yang berharap lebih sukses, lebih sejahtera, dan lainnya bisa dituliskan di lampion terbang itu,” katanya.

Setelah pesta lampion terbang, langit di Kota Solo juga akan dihiasi dengan pesta kembang api. Melalui kegiatan ini diharapkan, warga Solo turut merasakan kebahagiaan selama berlangsungnya momentum Imlek 2015.

“Pelepasan lampion terbang selesai, dilanjutkan pesta kembang api. Kira-kira, akan membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk merampungkan kegiatan itu,” katanya.

Pererat Hubungan
Terpisah, Lurah Sudirorajan, Dalima, mengatakan rangkaian kegiatan Imlek 2015 menjadi perekat hubungan warga Tionghoa dan pribumi di Kota Bengawan. Di daerahnya yang penduduk etnis Tionghoa dan Jawa hampir sebanding, benar-benar merasakan kebersamaan selama momentum Imlek.

“Di sini ada kampung yang jumlah warga Tionghoa dan Jawa itu hampir sama, yakni Kampung Mbalong. Warga di sini membuktikan kalau dua etnis berbeda bisa hidup selaras. Mereka saling menghormati satu sama lain. Rangkaian acara Imlek 2015 ini juga merangkul dua etnis warga itu. Hasilnya, warga Tionghoa dan Jawa memang bisa hidup rukun bersama-sama,” katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Panitia Bersama Imlek 2015, Lilik Suprapto, mengatakan berbagai rangkaian kegiatan Imlek kali ini diarahkan untuk memperkuat konsep Bhineka Tunggal Ika di Kota Bengawan.

Event ini dapat mencerminkan budaya wong Solo yang majemuk, yakni dapat saling menerima keberadaan satusama lain untuk bertoleransi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya