SOLOPOS.COM - KABUR -- Petugas menangkap imigran gelap yang mencoba kabur saat dibawa ke Mapolres Bantul, Jumat (17/2/2012) lalu. (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

KABUR -- Petugas menangkap imigran gelap yang mencoba kabur saat dibawa ke Mapolres Bantul, Jumat (17/2/2012) lalu. (JIBI/Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

BANTUL – Lemahnya koordinasi antar lintas satuan dan jajaran di tubuh Polres Bantul diyakini sebagai salah satu faktor penyebab kaburnya empat penyelundup imigran gelap dalam rencana pengiriman melalui Pantai Samas, Jumat (17/2/2012) lalu.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Salah satu penyelundup adalah penumpang mobil Toyota Avanza bernopol AB 1918 FC . Sementara tiga penyelundup lain mengawal tiap satu minibus Isuzu Elf bernopol B yang berangkat dari Kelapa Gading, Jakarta sejak Kamis (16/2/2012) sore.

“Kami akui masih lemah dalam menangani kasus imigran gelap. Ini pengalaman pertama bagi kami,” kata Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Alaal Prasetya di kantornya, Senin (20/2/2012) siang. Menurut dia, jajaran Polsek Sanden seharusnya berkoordinasi dulu sebelum tergesa mengamankan rombongan imigran gelap tersebut.

Jika Polsek Sanden berkoordinasi dengan Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Bantul, lanjut Alaal, peristiwa kaburnya sebagian besar imigran saat dikawal menuju Mapolres Bantul bisa dicegah. Dari pantauan Harian Jogja, rombongan imigran yang digiring dari Pantai Samas ke Mapolres hanya dikawal sekitar 8 anggota Polsek Sanden dan 2 personel TNI AL yang berjaga di Pos Kuwaru-Samas. Sayangnya, dari 10 petugas tersebut, tidak satu pun mengawal di dalam tiga minibus Isuzu Elf yang ditumpangi 35 imigran asal Timur Tengah itu.

Alhasil, sesampainya di depan gerbang masuk Mapolres, para imigran dengan mudah kabur karena pintu minibus tidak dijaga. Karena tidak ada persiapan menerima rombongan dari Pantai Samas, anggota di Mapolres sempat kewalahan menangkapi para imigran itu.

Mengenai cara kaburnya keempat penyelundup, sementara ada dua kemungkinan. Pertama, kabur di Pantai Samas saat mengetahui kedatangan polisi. Kedua, kabur di depan Mapolres Bantul bersamaan dengan sebagian imigran yang berupaya melarikan diri.

“Kebetulan saat baru masuk halaman kantor (Mapolres) lihat orang-orang asing berlarian. Saya langsung parkir motor terus ikut mengejar,” ujar anggota Sabhara Polres Bantul, Briptu Aswar Anaz yang saat itu berhasil menangkap empat imigran.

Di samping masalah koordinasi, pengamanan di sepanjang pantai wilayah Bantul juga dinilai masih lemah. “Berbeda dengan di Gunungkidul yang sudah sangat ketat soal imigran gelap. Mulai dari nelayan sampai tim SAR, Polair, TNI AL, sudah saling berkoordinasi,” ungkap Alaal yang sebelumnya menjabat Kasat Reskrim Polres Gunungkidul.

Sementara itu, Kapolsek Sanden AKP Harijanto mengaku sudah berkoordinasi dengan jajaran Polres Bantul saat mengamankan 35 imigran di Pantai Samas. “Sudah saya laporkan ke atasan (Kapolres). Beliau meminta agar mereka segera diantar ke Mapolres karena Mapolsek pasti tidak muat,” tegas Harijanto, kemarin.

Hal itu dibenarkan Kapolres Bantul, AKBP Dewi Hartati, saat menggelar konferensi pers setelah seluruh imigran yang kabur berhasil dikumpulkan. “Saat itu juga saya instruksikan kepada anggota Polsek Sanden agar rombongan itu diamankan di Mapolres,” jelas dia. Dengan kaburnya empat penyelundup itu, Polres Bantul cukup kesulitan melacak sindikat penyelundupan imigran gelap.

JIBI/SOLOPOS/Dinda Leo Listy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya