SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Solopos.com)– Ratusan siswa TK,SD,SMP Salomo-1 Semarang, Sabtu (30/4/2011) menggelar doa bersama sebagai bentuk keprihatinan terhadap rencana penggusuran sekolah mereka.

Doa bersama itu dilakukan di Gereja Isa Al Masih Jemaat Condrokusumo Semarang, dan sebelumnya para siswa berjalan kaki dari sekolah menuju gereja yang berjarak sekitar satu kilometer.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Aksi keprihatinan itu mendapatkan pengawalan cukup ketat dari aparat kepolisian, yang mengawal rombongan berjalan kaki dari sekolah yang terletak di Jalan Simongan Nomor 127 Semarang itu.

Setelah sampai gereja, rombongan siswa yang berjumlah sekitar 150 orang, termasuk sejumlah wali murid langsung mengikuti doa bersama memohon diberikan yang terbaik bagi sekolah mereka.

Sebagaimana pernah diwartakan, lahan yang ditempati TK-SD-SMP Salomo 1 Semarang terancam digusur akibat sengketa tanah dengan Yayasan Kelenteng Agung Sam Poo Kong Semarang.

Sengketa tanah itu dimenangkan Yayasan Kelenteng Agung Sam Poo Kong di tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi Semarang, disusul keputusan eksekusi lahan sekolah tersebut.

Putusan eksekusi lahan ditetapkan oleh Putusan PN Semarang Nomor 274/Pdt.G/2008/PN.Smg tanggal 25 November 2009 junto Putusan PT Semarang Nomor 231/Pdt/2010/PT.Smg tanggal 18 Agustus 2010.

Yayasan yang menaungi sekolah itu juga mendapatkan surat panggilan menghadap Ketua PN Semarang pada 27 April 2011 terkait eksekusi lahan sekolah yang akan dilakukan paling lama delapan hari setelah itu.

Pendeta Joko Purnomo, tokoh masyarakat dan agama Kota Semarang yang memimpin doa bersama menyatakan pihaknya memahami perasaan pihak sekolah Salomo 1 Semarang menghadapi permasalahan itu.

“Sebagai orang yang percaya pada Tuhan, cara yang ditempuh saat menghadapi masalah adalah berdoa dan memohon petunjuk pada Tuhan,” ujar anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Semarang itu.

Setiap permasalahan yang muncul dalam kehidupan, imbuh Bambang, pasti bisa diatasi dengan baik dan pihaknya berharap Tuhan memberikan yang terbaik bagi sekolah Salomo 1 Semarang.

Kepala SMP Salomo 1 Semarang, Purnomo Hadi menjelaskan aksi keprihatinan dan doa bersama itu sekaligus dilakukan untuk meminta dukungan berbagai pihak atas nasib yang menimpa sekolah itu.

“Terkait sengketa tanah itu, kami sudah mengajukan permohonan peninjauan kembali (PK) atas putusan PN dan PT Semarang itu ke Mahkamah Agung, termasuk bertemu berbagai pihak,” terangnya.

Dalam pertemuan dengan Yayasan Kelenteng Agung Sam Poo Kong, DPRD Kota Semarang, dan Dinas Pendidikan Kota Semarang itu, lanjut dia, pihaknya diberi waktu satu bulan untuk bernegosiasi.

“Kami berharap yang terbaik, kalaupun nanti tetap kalah dalam proses hukum (di tingkat MA, red.), hendaknya difasilitasi tempat relokasi yang layak dan memadai untuk kelangsungan pembelajaran,” ujar Purnomo.

(Antara/nad)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya