SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo menunaikan Salat Idulfitri 1433 Hijriah di halaman Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin (2/5/2022). (Antara)

Solopos.com, SOLO — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan pelaksanaan salat Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah akan jatuh pada Jumat (21/4/2023), sementara versi pemerintah kemungkinan pada Sabtu (22/4/2023), karena beda kriteria hitungan.

Mengutip laman resmi Muhammadiyah, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir berseloroh bahwa tidak ada pemajuan atau pemunduran Hari Raya Idulfitri. 

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Sebab penentuan waktu penting tersebut sudah sesuai sebagaimana yang diputuskan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.

“Kalau ada pemerintah, atau yang lain baik dalam mengawali maupun mengakhiri, dalam Idulfitri kita semua saling tasamuh, saling toleran,” ungkap Haedar pada, Rabu (22/3/2023) di acara peringatan Satu Dasawarsa SMP Muhammadiyah Al Mujahidin, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I. Yogyakarta.

Perbedaan tersebut sering terjadi, maka Haedar menegaskan supaya umat tidak perlu heboh dalam menghadapi perbedaan tersebut. Dia khawatir, jika heboh dalam menghadapi perbedaan akan membatalkan puasa Ramadan yang dijalankan.

Hisab Hakiki Wujudul Hilal adalah kriteria penetapan awal bulan hijriah yang digunakan Muhammadiyah. Kriteria ini mensyaratkan tiga parameter.

Parameter tersebut, yaitu: (1) ijtimak sebelum gurub, (2) bulan terbenam (moonset) setelah matahari terbenam (sunset), (3) saat gurub hilal sudah wujud di atas ufuk. 

Argumen metode dan kriteria ini tertera secara lengkap dalam buku berjudul Pedoman Hisab Muhammadiyah yang disusun oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Sementara itu, pemerintah Indonesia berpedoman pada kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). 

Besar kemungkinan jumlah hari berdasarkan kriteria MABIMS ini 30 hari, sehingga 1 Syawal 1444 H jatuh pada Sabtu (22/4/2023).

Berdasarkan kesepakatan, MABIMS mengubah kriteria menjadi ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat, serta umur bulan lebih dari 8 jam.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan surat bersama ad referendum pada 2021 terkait penggunaan kriteria baru MABIMS di Indonesia mulai 2022.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kemudian memprediksi fakta-fakta astronomi pada 20 April 2023, hari pelaksanaan rukyat hilal penentu awal bulan Syawal 1444 Hijriah, di antaranya:

Ketinggian hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara antara 0,75 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 2,36 derajat di Sabang, Aceh.

Sedangkan elongasi di Indonesia saat matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 1,48 derajat di Waris, Papua sampai dengan 3,09 derajat di Sabang, Aceh.

Umur bulan di Indonesia saat matahari terbenam pada 20 April 2023, berkisar antara 4,36 jam di Merauke, Papua sampai dengan 7,56 jam di Sabang, Aceh.

Sehingga berdasarkan fakta-fakta tersebut, bulan baru 1 Syawal 1444 Hijriah belum terlihat pada 20 April sesuai kriteria MABIMS. Ramadan bakal digenapkan 30 hari sehingga kemungkinan Idulfitri jatuh pada Sabtu (22/4/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya