SOLOPOS.COM - Ratusan jemaat melaksanakan salat IdulAdha di Masjid Baitul Hikmah Balai Kota Solo, Minggu (10/7/2022). Pendapi Gede Balai Kota Solo tak digunakan untuk pelaksanaan salat.(Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, JAKARTA — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengusulkan tambah hari libur lantaran telah terlebih dahulu menetapkan Hari Raya Iduladha 2023 yang berpotensi beda dengan pemerintah.

Berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal pada akhir Desember 2022, Muhammadiyah mengumumkan bahwa awal bulan Zulhijah 1444 H akan dimulai pada Senin (19/6/2023).

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

Hal ini karena tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta pada Minggu (18/6/2023) telah menunjukan posisi yang berada di atas ufuk atau hilal sudah terlihat. 

Selain itu, ijtimak atau kondisi ketika bumi, bulan, dan matahari berada pada posisi garis bujur yang sama pun telah terlihat pada Minggu (18/6/2023) pukul 11.39 WIB.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Hari Raya Iduladha 2023 pada Rabu (28/6/2023). 

Melansir laman resmi Muhammadiyah, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti meminta pemerintah untuk menambah hari libur, apabila terjadi perbedaan tanggal penetapan Lebaran Iduladha 1444 H/2023 M. 

Muhammadiyah meminta Rabu, 28 Juni 2023 turut ditetapkan sebagai hari libur nasional. Hal ini juga agar warga Muhammdiyah dapat melaksanakan salat Id dengan khusyuk.

“Jadi liburnya dua hari, yaitu tanggal 28 atau 29 Juni 2023,” kata Mu’ti. Permintaan libur ini dilakukan karena Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Iduladha 1444 H yang jatuh pada Rabu (28/6).

“Barangkali ini ada, syukur bila jadi libur nasional. Kalau tidak bisa, mungkin bisa dibuat khusus untuk Kota Surakarta. Supaya apa? Supaya kita bisa melaksanakan ibadah dengan tenang yang itu dijamin oleh konstitusi,” tegas Mu’ti.

Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy akan mempertimbangkan usulan PP Muhammdiyah soal penambahan hari libur tersebut.

“Usulan itu perlu dipertimbangkan,” ucap Menko PMK dalam keterangan resminya, Minggu (11/6/2023). Karena dalam pertimbangan, pihaknya belum bisa memberikan pengumuman resmi soal penambahan hari libur Lebaran Iduladha karena masih menunggu arahan Presiden Joko Widodo. 

Terlebih pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) baru akan melakukan sidang isbat penentuan lebaran Iduladha pada 18 Juni 2023 mendatang.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Adib mengatakan, hasil Sidang Isbat Awal Zulhijah 1444 H akan menjadi salah satu acuan yang digunakan pihaknya untuk menetapkan Hari Raya Iduladha.

Dikatakan, sidang penetapan awal Zulhijah ini juga menjadi salah satu bentuk layanan keagamaan bagi masyarakat Indonesia.

“Sidang isbat awal Zulhijah akan dilaksanakan Minggu, 18 Juni 2023 atau bertepatan dengan tanggal 29 Zulqaidah di Auditorium HM. Rasjidi, Kementerian Agama, Jl. M.H Thamrin No. 6, Jakarta,” mengutip laman resmi Kemenag.

Sebelum pelaksanaan Sidang Isbat Awal Zulhijah 1444 H, Kemenag akan melakukan pemantauan atau rukyatul hilal di 99 titik pemantaun di seluruh Indonesia pada Minggu (18/6/2023).

Hasil rukyatul hilal, ujarnya, akan menjadi salah satu rujukan dalam penetapan waktu Iduladha 1444 H. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya