SOLOPOS.COM - Longsor di Blumbang Tawangmangu, 15 Juni 2010 (Dok/JIBI/Solopos)

Bencana Soloraya mengintai memasuki musim penghujan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Bencana alam masih mengintai sejumlah wilayah di Soloraya yang memiliki hulu di daerah pegunungan.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Pernyataan itu disampaikan Direktur Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan. Lilik berharap pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan warga, sukarelawan, pecinta alam, dan elemen masyarakat lainnya menanggulangi potensi bencana itu.

“Wilayah Soloraya kalau punya hulu di daerah pegunungan itu masih berpotensi bencana. Ada tanah longsor, banjir bandang, dan lain-lain. Kalau Karanganyar kan seperti di Tawangmangu dahulu. Beberapa tempat berpontensi itu. Hulu di atas gunung itu mengkhawatirkan. Enggak mudah penanganannya,” kata Lilik saat ditemui wartawan di sela-sela Apel Siaga Sukarelawan di Alun-Alun Kabupaten Karanganyar, Kamis (22/9/2016).

Lilik menceritakan kondisi wilayah di Kabupaten Garut yang diterjang banjir bandang pada Rabu (21/9/2016) malam. Kabupaten Garut memiliki hulu di daerah pegunungan.

Kabupaten Garut berada di lembah dan terbelah sungai di tengah-tengah. Lilik memprediksi sejumlah penyebab banjir bandang di Garut, yaitu pembendungan alami di hulu dan pembukaan lahan.

Pembendungan Alami

Pembendungan alami adalah kondisi sungai di hulu terbendung karena tanah longsor dan pepohonan yang tumbang. Material itu akan terbawa apabila aliran sungai sudah tidak terbendung.

“Kami berharap pecinta alam ikut memantau saat naik gunung. Laporkan apabila melihat perubahan alam di hulu. Kejadian di Garut itu pembelajaran mahal karena ada korban jiwa, kerugian material, dan kerusakan lingkungan. Langkah preventif dilakukan masif,” tutur dia.

Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Karanganyar, Nugroho, menyampaikan BPBD mendeteksi sejumlah wilayah di Karanganyar yang berpotensi banjir menjelang musim penghujan. Nugroho menyebut sejumlah kecamatan yang dilewati aliran Sungai Bengawan Solo berpotensi banjir.

“Kalau hujan terus menerus dan ada limpahan air dari Waduk Gajah Mungkur, maka sejumlah sungai di Solo, Grompol waspada banjir. Ada 11 desa yang terancam, seperti Daleman, Waru, Pulosari, dan kaliwuluh. Kami masih terus memetakan potensi bencana,” ujar Nugroho saat ditemui wartawan di sela-sela membersihkan sungai di Siwaluh, Karanganyar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya