SOLOPOS.COM - Ilustrasi eksekusi mati (JIBI/Solopos/Dok.)

Hukuman mati masih akan dilaksanakan terhadap seratusan lebih terpidana. Terpidana mati kelompok Bali Nine Andrew Chan telah menerima surat penolakan grasi dari Presiden Joko Widodo.

Solopos.com, DENPASAR – Andrew Chan, terpidana mati berkewarganegaraan Australia yang disebut sebagai pemimpin jaringan narkotika Bali Nine, telah menerima surat penolakan grasi dari Presiden Joko Widodo.

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

Pihak Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II-A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (24/1/2015), menjelaskan surat resmi penolakan grasi tersebut diserahkan langsung pada Jumat (23/1/2015) oleh staf Panitera Pengadilan Negeri (PN) Denpasar di LP setempat.

Anggota staf Panitera PN Denpasar, Rudi S., yang membawa surat tersebut menyatakan surat tersebut telah diterima oleh Andrew Chan sendiri.

“Tidak ada tanggapan apa-apa dari dia [Andrew Chan],” kata Rudi.

Pengadilan Negeri Denpasar sebelumnya menerima Surat Keputusan Presiden Nomor 9/10 Tahun 2015 terkait penolakan grasi Andrew Chan pada Kamis (22/1/2015).

Penasihat hukum narapidana kelahiran tahun 1984 itu yakni Todung Mulya Lubis pada 2011 mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Agung.

Namun kini pengacara tersebut kembali berencana mengajukan PK untuk kali kedua untuk Myuran Sukumaran dan Andrew Chan menjelang pelaksanaan eksekusi.

Sebelumnya pada Desember 2014, Presiden Joko Widodo juga menolak permohonan grasi Myuran Sukumaran, rekan Andrew dalam komplotan Bali Nine.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya