SOLOPOS.COM - LUAPAN LAHAR -- Warga melihat aliran material dari Gunung Merapi yang dibawa air di sepanjang sungai yang meluap akibat hujan lebat, Minggu (1/1/2012) petang. (JIBI/Harian Jogja/Akhirul Anwar)

LUAPAN LAHAR -- Warga melihat aliran material dari Gunung Merapi yang dibawa air di sepanjang sungai yang meluap akibat hujan lebat, Minggu (1/1/2012) petang. (JIBI/Harian Jogja/Akhirul Anwar)

SLEMAN — Hujan deras di awal tahun 2012 mengakibatkan terjadinya aliran lahar Merapi di Kali Gendol. Aliran yang cukup besar membawa material bebatuan besar membuat semua jembatan sabo dam sepanjang alur Kali Gendol ditutup.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Praktis akses jalan menyeberang Kali Gendol, Minggu (1/1/2012) petang ditutup untuk sementara. Warga Manisrenggo Klaten yang pulang dari berlibur tahun baru harus melalui jembatan Tulung, Tamanmartani, Kalasan. “Semua jembatan sabo dam di sepanjang Gendol saat ini ditutup. Hanya tinggal jembatan Tulung saja yang bisa dilalui,” kata relawan Forum Peduli Merapi (FPB), Irfan Nur, saat dijumpai di jembatan sabo dam Jambon, Sindumartani, Ngemplak, Sleman.

Aliran lahar hari ini terjadi dua dua kali. Pertama terjadi karena aliran lokal sekitar pukul 14.00 WIB. Aliran hanya kecil, tidak sampai meluap di atas jembatan. Kemudian pukul 15.30 WIB, di puncak Merapi terjadi hujan lebat sehingga aliran kembali terjadi. Aliran besar air yang membawa material terlihat berkepul-kepul yang menandakan material yang dibawa masih panas.

“Siang tadi hanya kecil, tapi mulai jam 16.00 WIB alirannya besar karena sebelumnya sinyal puncak Merapi meliuk-liuk yang menandakan terjadi hujan deras,” jelasnya.

Sejumlah jembatan sabo dam yang tidak bisa dilalui kendaraan yakni Jembatan Bakalan, Bronggang, Plumbon, Morangan, Jambon, Kayen dan Ngerdi. Namun mulai pukul 18.00 WIB Jembatan Morangan sudah bisa dilewati tetapi banyak material batu yang masih berserakan.

Sementara itu Camat Cangkringan Samsul Bakri yang mengecek langsung aliran banjir lahar di Bronggang mengatakan alirannya tidak sampai meluap ke kanan kiri aliran. Namun yang diwaspadai adalah tanggul pengaman mulai terkikis. “Pemukiman aman tapi tanggulnya mulai terkikis, banyak yang ambrol sedikit-sedikit,” kata Samsul.

Kondisi ini sempat membuat sirene Early Warning System (EWS) Bronggang berbunyi yang menandakan ada bahaya. Tetapi belum ada pergerakan warga yang mengungsi karena situasi dinilai masih aman. Warga justru banyak yang melihat aliran lahar Merapi.

JIBI/Harian Jogja/Akhirul Anwar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya