SOLOPOS.COM - Pejabat Presiden Venezuela Ricardo Maduro (paling kiri), mantan Presiden Brazil Luis Ignacio Lula da Silva, Presiden Brazil Dilma Rousseff dan putri Hugo Chavez, Rosa Virginia, melihat jenazah Presiden Hugo Chavez yang disemayamkan di dalam gedung Akadami Militer di Caracas. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

Pejabat Presiden Venezuela Ricardo Maduro (paling kiri), mantan Presiden Brazil Luis Ignacio Lula da Silva, Presiden Brazil Dilma Rousseff dan putri Hugo Chavez, Rosa Virginia, melihat jenazah Presiden Hugo Chavez yang disemayamkan di dalam gedung Akadami Militer di Caracas. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

CARACAS – Venezuela meniru jejak sejumlah negara komunis yang membalsem atau mengawetkan jenazah pemimpinnya untuk kemudian dipamerkan. Jenazah mediang Presiden Hugo Chavez pun akan dibalsem untuk kemudian dipamerkan di sebuah museum militer.

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Hal ini diumumkan Pejabat Presiden Nicolas Maduro, Kamis (7/3/2013) waktu setempat, sementara ribuan rakyat negara Amerika Latin itu terus berduyun-duyun memberikan penghormatan terakhir kepada Chavez yang disemayamkan di akademi militer setempat. Menurut Maduro, langkah pembalseman tersebut akan membantu program revolusi sosialis yang digagas Chavez terus hidup dan abadi.

“Sudah diputuskan bahwa jenazah comandante [sang komandan, julukan Chavez] akan dibalsem sehingga bisa abadi dilihat oleh rakyat di museum,” ujar Maduro kepada saluran TV pemerintah. Chavez, mantan tentara yang kemudian naik ke tampuk kekuasaan dengan mengusung program revolusi sosialisme, meninggal dunia Selasa lalu setelah berperang melawan kanker yang diidapnya selama dua tahun, dan setelah menjabat selama 14 tahun.

Maduro menyebut upacara resmi penghormatan terakhir bagi Chavez digelar hari Jumat waktu setempat, dan selanjutnya jenazah masih akan terus disemayamkan di depan umum selama beberapa hari lagi. Upacara penghormatan tersebut dihadiri setidaknya 30 pemimpin dunia.

Chavez disemayamkan dengan mengenakan seragam militer dan baret merah yang menjadi ciri khasnya. Baret seperti itu pula yang dulu dikenakannya saat berpidato di TV nasional tahun 1992 dalam upaya kudeta yang gagal, namun melambungkan dirinya ke panggung politik dan kekuasaan. Para pelayat hanya diberi waktu beberapa detik untuk melihat jenazahnya, yang dibaringkan di dalam peti yang relatif sederhana dan dihiasi bendera nasional dan bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya