Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global
Juru bicara pasukan internasional di Afghanistan (ISAF) pimpinan NATO, Letnan Kolonel Jimmie Cummings, mengonfirmasi keberadaan dokumen tersebut tapi mengatakan itu bukanlah studi strategis operasi. “Dokumen rahasia yang dipertanyakan ini adalah kompilasi dari pendapat tahanan Taliban. Itu bukan analisa, juga tidak dimaksudkan untuk dianggap analisa,” ujarnya seperti dilansir yahoonews.
Meskipun dinyatakan bukan sebagai hasil analisa militer, laporan tersebut bisa ditafsirkan sebagai penilaian tentang beratnya perang yg berlangsung atau juga kemungkinan pengakuan kekalahan. Perang Afghanistan kini memasuki tahun ke-11 sejak Amerika Serikat menyatakan perang terhadap teroris pada 2001, kini difokuskan menutup kemungkinan bagi Taliban untuk kembali berkuasa.
Dokumen ini juga memperkuat pandangan garis keras Taliban, mereka tak harus bernegosiasi damai dengan AS ataupun pemerintah tak populer Afghanistan, Presiden Hamid Karzai. Seperti dikutip The Times, dokumen itu menyatakan badan intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI), telah membantu Taliban dalam mengarahkan serangan terhadap pasukan asing.
Tuduhan yang muncul dalam dokumen itu langsung memicu respons kuat dari Pakistan. “(Tuduhan) itu sembrono. Kami berkomitmen untuk tidak mengintervensi di Afghanistan,” ujar juru bicara Menlu Pakistan, Abdul Basit.
Menurut The Times laporan “sangat rahasia” itu disusun bersama-sama oleh militer AS di pangkalan militer Bagram, Afghanistan, pada bulan lalu untuk para petinggi NATO. Selain The Times, BBC juga melaporkan kebocoran dokumen militer ISAF tersebut.
Kedutaan AS di Kabul menolak mengomentari laporan tersebut. Tuduhan ini kemungkinan menambah ketegangan hubungan antara kekuatan Barat dan Islamabad, yang telah lama membantah memberi dukungan terhadap kelompok-kelompok militan penentang pemerintah dukungan AS di Kabul.
JIBI/SOLOPOS/Niken Ari Purwanti