SOLOPOS.COM - Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid ketika memberikan orasi budaya dalam pembukaan 24 Jam Menari ISI Solo di halaman gedung rektorat kampus setempat, Senin (29/4/2024). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO–Seni tari khususnya dalam kebudayaan timur seperti di Indonesia tidak bisa hanya dipandang sebagai pertunjukan yang menghibur.

Kebudayaan Indonesia yang kental akan filosofi turut mempengaruhi nilai kesenian tari tradisi sehingga tidak saja memiliki fungsi sebagai tontonan, tapi juga tuntunan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Penting sekali kita melihat tari tidak semata-mata sebagai tontonan, karena di Indonesia ini dalam keseharian pun kita menggunakan gerak sebagai bahasa. Melalui tari kita mengasah kemampuan itu,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid ketika ditemui di sela-sela pembukaan 24 Jam Menari ISI Solo di kampus setempat, Senin (29/4/2024).

Hilmar menceritakan dirinya sering ditanya tentang kemungkinan seni tari Indonesia bisa populer di dunia internasional layaknya Korea Selatan melalui K-Pop. Anak-anak muda sekarang memang lebih suka K-Pop dibandingkan seni tari kontemporer ataupun tradisi dari Indonesia.

“Namun Indonesia ini trajektorinya atau peta jalannya dengan Korea [Selatan], mengapa, karena kita berkesenian menari, menggunakan bahasa gerak, bunyi, rupa, dan seterusnya tidak semata-mata agar orang lain senang,” kata dia.

Hilmar menjelaskan menghibur hanya satu dimensi dari kesenian Indonesia. Seni atau secara khusus tari, bisa menjadi tuntunan yang mengajarkan tentang kehalusan budi. Tari menggunakan bahasa gerak untuk mengekspresikan diri.

“Sebetulnya kita menggunakan ekspresi gerak, rupa, bunyi, dan seterusnya untuk menuntun kehidupan kita. Itu pesan yang saya kira penting untuk peringatan hari tari dunia ini, adalah untuk mengembakan kampauan kita untuk mengembangkan bahasa gerak, rupa, bunyi untuk mengekspresikan diri, untuk kehalusan budi, dan untuk kemajuan kebudayaaa,” kata dia.

Hilmar mengatakan pada perayaan Hari Tari Dunia kali ini diperingati dengan kerangka trilogi atau tiga tempat yang berbeda yakni di Candi Sukuh Karanganyar, Pura Mangkunegaran Solo, dan ISI Solo. Ketiganya memiliki peran masing-masing sebagai situs budaya, institusi budaya, dan lembaga pendidikan dalam perkembangan seni tari.

Pertunjukan tari di Candi Sukuh yang menampilkan sejumlah kelompok tari itu membawa pesan atau menyimbolkan kesuburan. Menurut Hilmar hal itu terkait dengan relief Candi Sukuh yang banyak membicarakan mengenai kesuburan. “Sebagai tempatnya berkembangnya tidak hanya praktik-praktik, tapi juga gagasan,” kata dia.

Apa yang dipentaskan di Candi Sukuh juga berkaitan dengan peringatan hari tari dunia di ISI Solo yang mewakili simbol kelahiran. Sebab di lembaga pendidikan seperti ISI Solo lahir  banyak sekali seniman dan maestro seni ternama.

Terakhir, peringatan hari tari dunia juga digelar di Pura Mangkunegaran Solo. Pada kesempatan itu, Tari Bedhaya Senapaten Diradameta ditampilkan Minggu (28/4/2024) malam. Karya yang diciptakan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPPA) Mangkunegara I atau Pangeran Sambernyawa itu direkonstruksi kembali.

Menurut Hilmar, pekerjaan memeragakan Tari Bedhaya Senapaten Diradameta tidak mudah lantaran minimnya catatan tentang tari tersebut. Sebelumnya tari itu sempat dipentaskan pada 2007.

“Sebelum 2007, seratus tahun lamanya tidak pernah ditarikan. Kemudian ada yang merekonstruksi karya itu berdasarkan catatan-catatan yang sangat terbatas. Catatan itu ada yang berupa narasi dari tembang, lagunya, bunyinya,” kata dia

Melalui kasus itu, Hilmar menekankan tentang pentingnya kerja-kerja dokumentasi agar karya seni terutama teri tersimpan dalam ingatan kita dan terus lestari sampai kapanpun. Menurutnya kerja-kerja dokumentasi masih kurang ditekuni di Indonesia.

Dokumentasi itu tidak hanya penting untuk mengabadikan sebuah karya semata. Namun juga sebagai upaya untuk merespon karya seni tradisi yang kemudian menghasilkan inovasi baru. Hilmar mengatakan inovasi yang menghasilkan karya seni kontemporer ini penting dilakukan.

“Pentingnya inovasi yang mana karya-karya klasik menjadi tumpuannya, dan kemudian bisa dikembangkan ke berbagai bentuk. Lalu itu bisa dikomunikasikan dengan generasi sekarang sehingga tari tetap menjadi satu yang relevan,” kata dia.

Pura Mangkunegaran menyimbolkan sebagai rumah. Hilmar mengatakan selama ini Mangkunegaran merupakan rumah bagi seni tari tradisi dan juga pusat kebudayaan Jawa sejak berabad-abad lalu.

“Orang lahir dengan karya luar biasa dan pentas kemana-mana pada akhirnya pulang, dan di rumah ini lah kita mengasah kembali semua yang didapatkan. [Dalam trilogi] ini menjadi satu jalinan yang terus berkembang,” kata dia.

Menurut Hilmar trilogi—kesuburan, kelahiran, dan rumah—pada pelaksanaan peringatan hari tari dunia ini muncul ekosistem yang melibatkan berbagai unsur baik itu dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan institusi budaya, dan didukung juga oleh dunia usaha.

Menurut dia, itu menjadi komponen seni pertunjukan Indonesia yang sudah terbentuk secara tidak sengaja melalui proses pelaksanaan peringatan hari tari dunia.

“Harapannya ini akan menjadi pemicu bagi kita semua untuk terus melindungi dan mengembangkan kekayaan budaya kita khususnya tari,” kata dia.

Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna, mengatakan pelaksanaan 24 Jam ISI Solo dalam rangka memperingati hari tari dunia ini sudah memasuki tahun ke-18. Dia berharap dalam momentum ini tari bisa berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari.

“Kalau hanya etika dan logika, tapi estetikanya tidak, hidup itu akan menjadi kering. Tari itu dari tontonan, menjadi tuntunan untuk kita semua,” kata dia ketika ditemui wartawan di sela-sela acara pembukaan 24 Jam Menari ISI Solo di kampus setempat, Senin (29/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya