SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Nelayan (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone )

Seorang nelayan yang hilang di perairan Nunukan, Kalimantan Utara, diduga diterkam buaya.

Solopos.com, NUNUKAN — Pencarian terhadap seorang nelayan bernama Amat, 43, yang lenyap di perairan sekitar Sungai Sebaung, Nunukan, selama sepekan terakhir mulai menemui titik terang. Tim pencari mengungkap dugaan bahwa nelayan itu menjadi korban buaya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Ironisnya, tim rescue yang melakukan pencairan hari kedua, Senin (18/12/2017) pukul 14.00 Wita, kaget bukan kepalang. Mereka menemukan potongan jari yang diduga milik warga Kampung Rambutan, Nunukan, ini.

“Kami menemukan bagian tubuh yang dicurigai milik korban berupa jari tangan yang kemungkinan sudah dimuntahkan oleh buaya sekitar LKP [lokasi kejadian]. Kami juga temukan jejak kaki,” jelas Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan, Gusti Anwar Mulyadi, dalam keterangan persnya, Senin sore.

Meski demikian hasil Ops Pencarian H2 dipastikan nihil. Keberadaan korban masih belum ditemukan.

“Besok pagi kami akan kembali lanjutkan, catatan sementara cuaca angin di lokasi pencarian cukup kencang, tim harus ekstra hati-hati menyisir karena memang daerah habitat buaya,” kata dia. Dugaan kuat jika korban diterkam buaya berdasarkan jari yang ditemukan tim pencari.

Sebelumnya, diduga akibat cuaca buruk, satu dari empat orang nelayan yang melaut di sekitar Sebaung, Nunukan, Kaltara, dikabarkan hilang secara misterius sejak akhir pekan lalu. Hal ini berdasarkan laporan yang diterima Kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNNP) Kaltim-Kaltara pada Minggu (17/12/2017) pagi.

Tim SAR memprediksi lokasi kejadian berada di koordinat 03 52′ 42.58″ N – 117 36′ 27.54″ E atau berjarak 15 nautice miles dari Sei Jepun dengan Radial 225 derajat. “Waktu tempuhnya dari Pelabuhan Sei kurang lebih 3 jam,” jelas Gusti Anwar melalui Kasie Ops Octavianto, Senin siang tadi.

Octa menerangkan mulanya korban bersama empat unit perahu nelayan pergi memukat di sekitar Sungai Sebaung, Sabtu (9/12/2017) pagi. Setiba di lokasi mereka berpencar mencari ikan. Kemudian, empat hari berselang satu persatu dari mereka pulang secara terpisah.

Namun hingga Jumat (15/12/2017), perahu yang digunakan korban yang hanya seorang diri itu tak kunjung menampakkan diri. Saat keluarga dan rekannya mencoba mencari di lokasi memukat, perahu korban ditemukan kandas tak berjangkar di sekitar perairan Sebaung.

Kondisi ikan hasil tangkapan sudah membusuk dan pukat di dalamnya dalam kondisi robek. “Tidak ada saksi mata yang melihat karena korban hanya seorang diri melaut,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya