SOLOPOS.COM - Ilustrasi bisnis ikan hias (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP) menilai hasil pengelolaan dari budi daya ikan hias lebih tinggi hasilnya dibandingkan dengan budi daya bukan ikan hias baik di perairan umum dan tambak atau payau.

Sekjen Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Sjarief Widjaja, mengatakan dari hasil pengumpulan data, budi daya ikan hias merupakan bisnis budi daya ikan yang paling menguntungkan di Tanah Air. Berdasarkan data dari KKP dari Sensus Pertanian (ST) 2014, nilai rata-rata pendapatan budi daya ikan hias menempati urutan pertama dengan jumlah mencapai Rp50,8 juta/tahun.

Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI

Urutan kedua budi daya ikan di perairan umum mencapai Rp34.8 juta/tahun Ha dan berikutnya menyusul budi daya tambak atau payau  Rp31,31 juta/tahun. “Yang mengagetkan budi daya ikan hias ini pendapatannya paling tinggi. Produksinya sudah bagus dan nilainya lebih tinggi terbukti dengan pertumbuhan sampai 7% tahun,” kata Sjarief, di Jakarta, Kamis (11/9/2014).

Sjarief mengatakan usaha budi daya ikan hias memiliki prospek cerah di masa mendatang seiring dengan meningkatnya jumlah para pembudi daya ikan di sejumlah daerah di Tanah Air yang tertarik. Menurutnya daerah di Indonesia yang memiliki pelaku rumah tangga usaha ikan hias adalah Jawa Timur dan Kalimantan Barat dengan masing-masing memproduksi ikan koi dan arwana.

Khusus dari Jawa Timur terdapat sebanyak 1.520 rumah tangga yang memiliki usaha ikan koi. Sedangkan, dari Kalimantan Barat memiliki sebanyak 2.167 rumah tangga memiliki usaha ikan arwana. Dari hasil Sensus Pertanian (ST) 2014 menunjukkan total rumah tangga memiliki jenis ikan hias koi seluruh Indonesia sebanyak 3.384 rumah tangga dan ikan arwana memiliki rumah tangga sebanyak 2.371 rumah tangga.

Dia mengungkapkan faktor rumah tangga usaha ikan hias lebih tinggi dibandingkan dengan produksi dari budi daya dan perairan laut karena sejumlah negara menyukai ikan hias dari Indonesia. Selain ikan koi dan arwana, sejumlah daerah di Tanah Air juga memberikan sumbangsih produksi ikan hias lainnya seperti cupang dan mas koki. Khusus ikan koki jumlah pelaku usahanya mencapai 1.709 rumah tangga dan ikan cupang mencapai 2.064 rumah tangga.

Ketertarikan masyarakat luar negeri dengan ikan hias asal Indonesia juga, kata Sjarief, semakin gencarnya pelaku usaha dan asosiasi ikan hias rutin menggelar promosi melalui lomba melibatkan negara asing. “Dari promosi lomba itu, berpengaruh pada nilai pendapatan pelaku usaha yang turut meningkat. Jadi sekarang tinggal promosi saja. Cara lainnya, kami menyiapkan paket usaha ikan hias di pedesaan untuk memacu munculnya pelaku usaha baru,” ungkapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya