SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Espos) – Bank Indonesia (BI) telah menghentikan penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor pendek. Bank sentral kini berupaya memecah aliran modal masuk (capital inflow) kepada instrumen jangka panjang.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah mengatakan salah satu istilah yang tepat untuk menggambarkan upaya BI terakhir yang hanya fokus pada SBI jangka panjang yakni 9 bulan adalah upaya kanalisasi hot money.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

“Maksudnya kanalisasi disini adalah memecah derasnya capital inflows menjadi aliran-aliran kecil. Untuk ini dibutuhkan outlet guna menampung aliran modal itu,” ujarnya di Jakarta, Jumat (11/2).

Outlet yang menampung dana tersebut, kata Difi, berada di pasar domestik. Untuk dana portfolio, dia menyebutkan outlet sebagian besar masuk ke SUN (Surat Utang Negara), pasar saham dan pasar sekunder SBI.

“Dalam ketiga outlet ini aliran dana portofolio saling mensubstitusi tergantung alokasi portfolio dan return alias yield yang diharapkan,” terangnya.

Ketiga outlet ini menurut Difi, menyediakan suplai instrumen yang dibutuhkan oleh investor dimana hampir semuanya berjangka panjang dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder yang juga likuid. Dikatakan Difi, selama antar ketiga outlet ini saling substitusi atau switching maka tekanan terhadap nilai tukar akan minimal.

“Karena transaksi adalah antar rupiah. Tekanan baru terjadi kalau investor meninggalkan ketiga outlet tersebut dan konversi ke dolar dari rupiah,” tuturnya.

Lebih jauh Difi mengatakan, sebelum terjadi tekanan ke dollar, potensi tekanan tersebut dapat dilihat Bank Indonesia dari akumulasi dan posisi dana asing di rekening vostro bank, yakni kewajiban jangka pendek bank terhadap asing yang tidak ada underlying-nya.

Vostro, sambungnya menggambarkan dana asing yang ‘idle’ di  bank untuk menunggu ditempatkan di pasar uang dan modal.”Disinilah letak fungsi pemantauan dan regulasi rekening vostro oleh BI dalam kaitan kanalisasi hot money,” jelasnya.

Adanya likuiditas SBI dengan tenor yang berbeda-beda, menurut Difi, hal ini merupakan outlet ataupun kanal bagi dana portfolio, bersama sama SUN dan saham. Selama antar ketiganya bergerak dinamis sesuai equilibrium-nya, Difi menegaskan tekanan ke rupiah melalui outflow akan minimal.

BI mencatat posisi asing di aset domestik yakni di SBI, SUN dan saham pada akhir tahun 2010 terus meningkat mencapai Rp 271.31 triliun. ??Posisi pada tanggal 4 Februari 2011 terjadi outflow sehingga tercatat sedikit menurun menjadi Rp 235,6 triliun.

“Posisi asing tersebut terdiri dari di SBI Rp 44,98 triliun, SUN Rp 194,44 T dan saham outflow Rp 3,73 triliun,” tukas Difi.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya