Solopos.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui saat ini dirinya merangkap 30 jabatan sekaligus dan memiliki kekayaan Rp58 miliar.
Harta kekayaan Menkeu menjadi sorotan publik, salah satunya tentang kepemilikan rumah mewah di kawasan Maryland, Amerika Serikat.
Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI
Dalam obrolan dengan Andy F. Noya dan ditayangkan MetroTV, Menkeu Sri Mulyani mengungkap tentang kepemilikan rumah mewahnya di Maryland, Amerika Serikat itu.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) tahun 2021, diketahui rumah Sri Mulyani itu memiliki luas 414 m2.
Pada laporan tersebut, rumah Sri Mulyani di AS diketahui memiliki nilai Rp. 18,6 miliar.
Sri Mulyani mengaku membeli rumah tersebut seharga 1,1 juta dollar (kurs saat itu) saat dirinya menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia pada tahun 2010.
Ia membeli rumah tersebut dengan cara mencicil dari gajinya sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Bukan untuk bergaya, Sri Mulyani membeli rumah itu dengan mencicil dengan alasan tidak ingin menyewa rumah di AS karena terlalu mahal.
“Saya menjadi managing director tahun 2010, waktu itu saya mengundurkan diri sebagai Menkeu dan menjadi managing director di World Bank. Jadi saya tahu kalau kita kerja di World Bank, di Washington DC, maka tiap tahun kita akan keluar untuk kontrak rumah sekian. Dan saya lihat kontrak saja sebagai managing director cukup panjang. Maka saya dan suami memutuskan, kita tidak sewa rumah, kita beli rumah,” ujarnya seperti dikutip Solopos.com, Selasa (7/3/2023).
Karena membeli dengan cara mencicil, hingga saat ini dirinya masih memiliki utang yang tercantum di LHKPN dirinya tahun 2021.
Dalam LHKPN itu dirinya tercatat masih berutang Rp9,2 miliar.
“Ya itu dari cicilan rumah saya,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui dirinya kini rangkap jabatan di 30 lembaga.
“Saya ini sekarang rangkap jabatan 30 jabatan, karena biasanya semua posisi itu meminta Menteri Keuangan menjadi entah menjadi wakil ketua, anggota,atau segala macam,” ucapnya.
Posisi yang diemban juga bermacam-macam, mulai dari ketua hingga anggota untuk membantu keuangan di 30 lembaga-lembaga terkait.
“Mulai dari SKK Migas [Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi], kemudian KSSK [Komite Stabilitas Sistem Keuangan], sampai kepada BRIN [Badan Riset dan Inovasi Nasional], Dewan Energi Nasional, dan Kredit Usaha Rakyat,” katanya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
